SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin booster untuk nakes. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Di Indonesia saat ini vaksin Covid-19 booster atau dosis ketiga hanya diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes). Namun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa tahun depan masyarakat umum dengan kondisi tertentu juga bakal mendapatkan vaksin booster.

Menkes menjelaskan mereka yang menjadi prioritas mendapatkan vaksin booster adalah kelompok berisiko. Kelompok masyarakat yang berisiko tinggi yang dimaksud adalah tenaga kesehatan dan orang lanjut usia.

Promosi BRI Microfinance Outlook 2024 akan Bahas Strategi Memperkuat Inklusi Keuangan

Seperti diketahui, vaksin booster untuk tenaga kesehatan sudah berjalan tahun ini. Lalu, kalangan masyarakat dengan defisiensi imunitas juga bakal dapat booster vaksin Covid-19. Hal ini juga sama seperti dilakukan tujuh negara lain yang sudah memberikan vaksin booster Corona ke masyarakatnya.

“Sesuai saran WHO, booster akan diberikan ke kalangan masyarakat yang berisiko tinggi dan mengalami defisiensi imunitas yakni orang dengan HIV dan kanker,” kata Budi dalam konferensi pers pada Selasa (26/10/2021), seperti dikutip dari liputan6.com.

Baca juga: Minta Tarif PCR Rp300.000, Pemerintah Ogah Beri Subsidi

Lebih lanjut, Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini pemerintah masih mengkaji vaksin Covid-19 mana yang bakal optimal untuk dijadikan booster. Menurut dia, kajian dilakukan oleh lembaga penelitian bersama Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

“Bakal dilihat kombinasi mana yang paling baik. Apakah Sinovac dengan Sinovac atau Sinovac dengan Pfizer. Lalu, apakah AstraZeneca dengan AstraZenecca atau dengan Sinovac atau Pfizer,” jelas Menkes.

Vaksin Anak Usia Muda

Dia berharap penelitian ini bakal rampung akhir tahun sehingga bisa jadi basis dalam mengambil kebijakan vaksin booster Covid-19.

Baca juga: Colek Puan soal Harga PCR, Susi Pudjiastuti: Di India Cuma Rp96.000!

Sementara itu, pemerintah saat ini juga tengah menanti hasil uji klinis dari tiga vaksin pada anak usia muda. Jika negara asal vaksin Sinovac, Sinopharm, dan Pfizer sudah menggunakan untuk anak usia 5-11 tahun, diharapkan Indonesia juga bisa sesegera mungkin juga menggunakannya.

“Sekarang kita bekerja sama dengan BPOM agar kita bisa mengeluarkan sesegera mungkin sesudah di negara asalnya digunakan untuk anak usia 5-11 tahun,” kata Budi. Bila hasil uji klini selesai tahun ini, Budi berharap tahun depan vaksin tersebut bisa digunakan pada anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya