SOLOPOS.COM - Squid Game. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO-Sebenarnya film bertema permainan bertahan hidup bukan hal baru, tapi ada keistimewaan Squid Game dibandingkan film sejenis seperti Battle Royale dan The Hunger Games. Hal inilah yang menjadikan drama Korea ini meraih sukses setelah tayang di Netflix.

Keistimewaan Squid Game itulah yang membedakannya dari Battle Royale dan The Hunger Games. The Hunger Games merupakan novel karya Suzanne Collins yang kemudian diangkat ke layar lebar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keistimewaan Game Squid  adalah pada cerita yang menonjol karena alur ceritanya yang menakutkan. Para kontestan, yang semuanya dililit utang, menyelesaikan beberapa permainan dengan harapan menjadi pemenang 45,6 miliar KRW (sekitar US$38,3 juta). Orang-orang yang gagal dalam permainan dieliminasi, mengorbankan hidup mereka dalam prosesnya.

Squid Game sering dibandingkan dengan Battle Royale karena yang terakhir juga menampilkan banyak kematian. Di sini, seorang siswa SMA diculik dan dipaksa untuk saling membunuh hingga tersisa satu. Selain itu, The Hunger Games juga merupakan pertarungan sampai mati antara remaja dari distrik yang berbeda.

Baca Juga: 5 Menu Sarapan untuk Turunkan Kadar Kolesterol, Mau Coba?

Berikut ini sejumlah keistimewaan Squid Game yang membedakannya dengan film bertema sejenis seperti The Hunger Games dan Battle Royal seperti dikutip dari Koreaboo pada Kamis (14/10/2021):

1. Tujuan Permainan

Keistimewaan Squid Game pertama adalah pada tujuan permainan. Alih-alih dipaksa untuk saling membunuh, para kontestan memainkan permainan yang terinspirasi oleh aktivitas masa kecil Korea Selatan. Mereka hanya akan mati jika gagal menyelesaikannya.

Ada satu adegan di Episode 4 di mana para kontestan dipisahkan menjadi beberapa kelompok untuk saling membunuh, tetapi itu bukan permainan resmi. Di sisi lain, karakter dalam film Amerika dan Jepang harus bertahan hidup dengan membunuh orang lain untuk menang.

Baca Juga: Ladies, Begini Cara Membuat Pria Bahagia dan Nyaman di Sisimu

2. Lokasi Permainan

Selanjutnya tidak bisa dipungkiri bahwa Squid Game memiliki setting yang berbeda dimana tantangannya sendiri berlangsung. Meskipun para kontestan juga berada di sebuah pulau, mereka tidak pernah diizinkan meninggalkan gedung tempat mereka dibawa. Setiap permainan dimainkan di lingkungan baru yang dibuat oleh organisasi. Dari taman bermain hingga area hopscotch seperti karnaval, itu sejauh mungkin dari hutan dua film lainnya.

Cho Seungyeon bahkan menunjukkan bahwa di beberapa titik, setnya sangat artifisial sehingga terlihat seperti produksi variety show. Episode 6, misalnya, memiliki rumah tiruan yang mengingatkan pada rumah Korea yang lebih tua.

Baca Juga: Tertipu Tas Branded Palsu, Melody eks-JKT48 Rugi Ratusan Juta Rupiah

3. Aturan Permainan

Terakhir, Squid Game memiliki aturan yang sangat unik dimana seluruh permainan dapat dihentikan jika mayoritas kontestan setuju, sesuatu yang benar-benar terjadi di episode kedua. Dua film lainnya, yaitu Battle Royale dan The Hunger Games, para pemain tidak dapat memilih keluar dari permainan apa pun yang terjadi.

Aturan ini memberikan dimensi yang sama sekali baru pada K-Drama di mana subjek kehendak bebas ikut bermain. Lagi pula, 187 dari 201 peserta kembali ke permainan—ke kematian potensial mereka—bahkan setelah diizinkan pergi. Pada akhirnya, meskipun Squid Game memiliki elemen yang sangat mengerikan seperti Battle Royale dan The Hunger Games, itu masih lebih realistis dalam banyak hal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya