SOLOPOS.COM - Ilustrasi Jalan Tol. (Pixabay)

Solopos.com, JAKARTA –Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut 80% kecelakaan di jalan Tol disebabkan faktor kelelahan pengemudi. Sementara 45% dari data tersebut disebabkan faktor pengemudi mengantuk. KNKT juga menyebut tren waktu kejadian kecelakaan Tol.

Data tersebut merupakan hasil investigasi KNKT yang disampaikan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat membuka kegiatan forum tematik Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) di Redtop Hotel, Jakarta, 30 November 2021. Dari data investigasi tersebut, Soerjanto juga menyebut faktor 52% pengemudi kurang antisipasi atau meliputi tidak fokus, tidak jaga jarak dan overspeeding.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Hilux, Peraih Predikat Pikap Terbaik Dunia Takluk di Lereng Semeru

Sementara untuk faktor sopir mengantuk menempati porsi 45% dalam kasus kecelakaan Tol yang diteliti. “Berdasarkan hasil investigasi KNKT menunjukkan bahwa sebanyak delapan puluh persen terjadinya kecelakaan di jalan tol disebabkan karena faktor internal yakni kelelahan pengemudi (fatigue),” kata Soerjanto sebagaimana tertulis dalam keterangan di laman KNKT.

Soerjanto juga menyebut tren waktu kejadian kecelakaan Tol. Menurut data hasil investigasi KNKT jam rawan terjadi kecelakaan antara jam 00.00 sampai 06.00 dan jam 10.00 sampai jam 13.00 WIB. “Kebiasaan pengemudi jika sudah ngantuk dan lelah, mereka memilih untuk mengkonsumsi minuman penambah tenaga dan tetap melanjutkan perjalanannya. Ini secara fisik terlihat bugar, namun secara psikis sudah lelah, sehingga tidak responsif. Jelas hal ini tidak baik dan berbahaya, hendak lah beristirahat, jangan diteruskan” tambah Soerjanto.

Baca Juga: Sambil ngeGas, Joe Biden: Kendaraan Listrik adalah Masa Depan

Gap Kecepatan

Plt. Kasubkom IK LLAJ KNKT, Ahmad Wildan menjelaskan bahwa setidaknya terdapat empat penyebab yang mendominasi terjadinya kecelakaan di jalan tol Indonesia yaitu adanya gap kecepatan yang sangat tinggi antar kendaraan, penurunan kewaspadaan dan micro sleep, pecah ban dan aquaplaning, serta kerusakan permukaan pada jalan tol.

Direktur Operasi Jasa Marga, Fitri Wiyanti yang juga menjadi pembicara dalam acara itu, mengatakan Jasa Marga berupaya dalam memenuhi standar jalan berkeselamatan di seluruh ruas tol yang dikelolanya dengan menerapkan tiga konsep, yakni forgiving road, self explaining, dan self enforcement.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya