SOLOPOS.COM - I Yusep Wahyudi. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Wajah objek wisata Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen yang buram kini mulai cerah. Proyek The New Kemukus  mengubah wajah Gunung Kemukus dari objek wisata esek-esek menjadi destinas plesiran keluarga. Proyek yang menelan anggaran sekitar Rp60 miliar ini telah menarik wisatawan meskipun The New Kemukus belum diresmikan.

Kemukus kini hadir dengan wajah dan citra baru. Di balik pencapaian itu, salah satu orang yang dianggap memiliki peran penting dalam mewujudkan The Kemukus. Dia adalah  I Yusep Wahyudi, mantan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) yang kini jadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) per awal 2022 ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Yusep menjadi salah satu orang yang aktid berperan mengembangkan kawasan Gunung Kemukus menjadi bagian Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Jawa Tengah dan Derah Istimewa Yogyakarta. Hal ini bermula ketika dia menjabat sebagai Camat Sumberlawang periode 2014-2015.

Baca Juga: Jadi Wisata Keluarga, The New Kemukus Bukan Lagi Wisata Esek-Esek

Betapa miris hati Yusep mendapati Pangeran Samudra yang berperan menyebarkan agama Islam justru makamnya digunakan para peziarah untuk menjalankan ritual seksual yang menyimpang. Bersetubuh tujuh kali dengan orang yang bukan pasangan sahnya.

“Saya mencoba masuk dari sesepuh asli situ, menggali cerita dari budayawan, sejarawan, sampai akhirnya menyimpulkan ini [ritual seks bebas] enggak benar. Salah satu langkah yang kami lakukan sepakat bikin keamanan supaya tertib dengan melarang mabuk di jalan dan melarang warga berpakaian tidak lengkap ke luar rumah,” kata dia, Rabu (5/1/2021).

Selain itu, dia tidak ingin ada para kelompok rentan terpapar HIV/AIDS karena ketidaktahuan status HIV-nya. Dia berinisiatif menyediakan klinik untuk melayani masyarakat dengan menyediakan dokter dan petugas.

Tak Mulus

Niat baik tersebut nyatanya tidak berjalan mulus. Para dokter/petugas yang enggan masuk kawasan Kemukus. Begitu petugas medis dan dokter bersedia terjun, justru tidak ada masyarakat yang mau periksa kesehatan di klinik tersebut.

Yusep pun mencoba mengandeng ibu-ibu dan pengurus pemberdayaan kesejahteraan keluarga setempat sehingga klinik dapat melayani masyarakat setiap Kamis. Selain mengetes HIV, petugas juga membagikan alat kontrasepsi untuk mencegah penularan virus, antara lain kondom.

Baca Juga: Bukan Oleh Dinas, Gunung Kemukus akan Dikelola Pihak Ini

Kawasan Wisata Gunung Kemukus dengan wajah baru setelah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Foto diambil baru-baru ini. (Istimewa/I Yusep Wahyudi)

Sedangkan layanan setiap Kamis dipilih supaya mencegah penyebaran HIV pada ritual Jumat. Namun, bukannya mendapatkan dukungan, sejumlah orang justru memandang Yusep seolah melegalkan mitos yang berkembang.

Puncaknya kawasan Kemukus pernah viral ketika televisi Australia memberitakan destinasi wisata esek-esek ini. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sampai turun tangan bersama instansi terkait untuk menutup prostitusi terselubung.

Kemudian Yusep promosi jabatan menjadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sragen 2018-2019 sebelum mutasi menjadi Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sragen (Dispora) 2019-2021.

Baca Juga: Gunung Kemukus Sekarang Keren, Fasilitasnya Semakin Lengkap

Melalui Dispora, dia kembali berupaya merubah kawasan Gunung Kemukus dengan mengembangkan destinasi wisata melalui pembangunan infrastruktur. Dia mengajukan detail engineering design (DED) kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Dia mengatakan tidak mudah untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat. Namun, berbagai upaya dilakukan berhasil membangun kawasan Kemukus melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada anggaran 2020.

“Salah satu yang menjadi pedoman kami, Kemukus itu sebagai pendukung Sangiran. Ini karena Sangiran merupakan rangkaian jalur pengembangan pariwisata Jogja-Borobudur-Solo-Sangiran. Pemerintah ingin mewujudkan lima Bali baru,” kata Yusep.

Dia menjelaskan alasan tersebut menjadi penentu sehingga disetujui pemerintah pusat setelah berkali-kali melakukan presentasi.

“Permintaan Penunggu” Kemukus

Komitmen tersebut diwujudkan Yusep dengan berkunjung ke lokasi proyek sepekan sekali. Dia memastikan pembangunan sesuai petunjuk teknis. Dia juga tegas dalam pelaksanaan nonteknisnya sebab ada sejumlah pohon atau objek yang tidak boleh diubah berdasarkan kepercayaan atau “permintaan penunggu” kawasan Kemukus.

Kerja keras itu pun berhasil mengubah wajah Kemukus yang menarik wisatawan meskipun belum diresmikan. Pemerintah Kabupaten Sragen berkomitmen semua organisasi perangkat daerah mengalokasikan anggaran pada 2022 supaya roda ekonomi Kemukus berputar.

Baca Juga: Kemunculan Kabut Hitam, Cikal Bakal Nama Gunung Kemukus Sragen

Menurut dia, warga setempat terdampak ekonominya bisa sejahtera dan kepercayaan terhadap mitos yang negatif pada Kemukus bisa ditinggalkan. Yusep masih berkomitmen untuk mengawal rebranding Kemukus ini meskipun akhir tahun lalu dia dipindah tugaskan menjadi Kepala Diskominfo Sragen.

“Dinas memiliki kewajiban memberikan masukan untuk branding-nya. Kami akan lebih kuat dalam sisi pemberitaan supaya lebih dalam promosi wisatanya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya