SOLOPOS.COM - Direktur Kampung Taman Asri Mandiri, Eko Wijoyono (kiri), menerima glodok berisi lebah klanceng sebagai simbol bantuan pendampingan dari Pemimpin Bank Jateng Cabang Sragen Retno Tri Wulandari saat launching Kampung Klanceng di Kampung Taman Asri, Kelurahan Kroyo, Karangmalang, Sragen, Jumat (17/12/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Warga RW 014A Taman Asri, Kroyo, Karangmalang, Sragen mendeklarasikan wilayah mereka menjadi Kampung Klanceng, Jumat (17/12/2021). Sebagian besar warga di wilayah ini membudidayakan lebah klanceng yang menghasilan madu klanceng.

Menurut salah satu peternak lebah klanceng sekaligus inisiator Kampung Klanceng, Eko Wijiyono, madu klanceng memiliki banyak kelebihan dibandingkan madu lain. Yang utama adalah harganya yang lebih mahal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setiap 1 kg madu klanceng dijual dengan harga Rp350.000. Eko menjual madu klanceng dengan ukuran kecil, yakni 250 ml dengan harga Rp150.000 per kemasan.

“Manfaatnya lebih kuat madu klanceng dibandingkan madu biasa dan bisa mengobati penyakit gula. Orang dengan gula tinggi dalam sebulan mengonsumsi madu klanceng rutin maka kadar gula darah bisa normal. Bila dicampur dengan cairan jeruk nipis bisa menghancurkan kolesterol dan yang paling ampuh untuk meningkatkan vitalitas pria,” jelasnya, Jumat.

Baca Juga: Ini Dia Kampung Klanceng, Sentra Madu Klanceng di Karangmalang Sragen

Lebah klanceng tidak menyengat sehingga dianggap tidak berbahaya, terutama bagi anak-anak. Lebah-lebah itu didatangkan dari Palembang satu paket dengan glodoknya. Satu paket lebah plus glodoknya bernilai Rp1,5 juta. Lebah itu menempati glodok itu secara alami dengan dipancing makanan kesukaan lebah klanceng.

Madu klanceng
Tiga glodok kayu berisi koloni lebah klanceng dipajang di depan rumah salah satu warga di Kampung Taman Asri, Kelurahan Kroyo, Karangmalang, Sragen, Jumat (17/12/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Eko menyebut ada tiga jenis lebah klanceng, yakni lebah utama, lebah birohi, dan lebah tacika.

Supaya panen lebih cepat maka disiapkan vetegasinya sebagai sumber makanan lebah, yakni bunga air mata pengantin, bunga santos, bunga porana, bunga kaliandra, kayu damar, akasia, dan gaharu.

Dengan penyiapan vegetasi tersebut maka madu bisa diproduksi setiap dua bulan sekali. Setiap satu glodok bisa memproduksi 1 kg madu.

Baca Juga: Sragen Bakal Punya Desa Bebas Pengangguran, Ini Lokasinya

“Ke depan, kami bisa mengembangkan Taman Asri ini sebagai Kampung Wisata Klanceng. Orang datang dan bisa langsung menyedot madu dari glodoknya dengan cukup membayar Rp25.000/orang,” ujarnya.

Pemimpin Cabang Koordinator Bank Jateng Surakarta, Jaka Nur Sahid, melihat peluang yang bagus di Taman Asri Kroyo. Dia menyampaikan potensi lebah klanceng itu bisa dikembangkan sebagai klaster ekonomi di Sragen dan mungkin satu-satunya di Jawa Tengah.

Jaka mengatakan Bank Jateng siap mendukung program kampung mandiri itu dengan memberikan dukungan pembiayaan dengan bunga sampai 2% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya