SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Keterbatasan lahan mendorong berkembangnya hunian vertikal.

Harianjogja.com, JOGJA— Ketersediaan lahan hunian yang semakin terbatas dan mahal, memberikan peluang pengembangan rumah vertikal. Generasi milenial yang diprediksi akan menjadi populasi terbanyak di masa yang akan datang merupakan target pasar yang potensial bagi produk hunian ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Rama Adyaksa Pradipta mengungkapkan kemunculan banyaknya apartemen di DIY saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebabnya, antara lain fenomena keterbatasan lahan untuk hunian dan adanya demand atau permintaan akan hunian tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Walaupun sejauh ini kebanyakan permintaan hunian vertikal, sebagian besar bermotif investasi. Akan tetapi, lama kelamaan dengan lahan yang semakin mahal dan sulit [dicari], mau tidak mau masyarakat yang ada di Jogja harus beralih ke hunian vertikal,” ujar Rama ditemui Harianjogja.com di kantornya, Selasa (7/11/2017).

Rama mengatakan dalam kurun waktu lima tahun sampai sepuluh tahun, kini generasi milenial banyak yang memiliki kemampuan untuk membeli hunian. Bahkan, kata dia, komposisi jumlah penduduk di Indonesia ke depannya akan didominasi oleh usia produktif yakni generasi tersebut. Sehingga, potensi market untuk hunian ini sangat besar untuk dikembangkan.

Lebih lanjut Rama mengungkapkan pengembangan hunian vertikal masih menghadapi banyak tantangan, meski produk properti ini dinilai dapat menjadi solusi akan keterbatasan lahan. Di antaranya persoalan budaya, karena bagi sebagian besar masyarakat masih menilai sebuah hunian atau rumah adalah yang menapak di tanah.

Landed house atau rumah tapak masih menjadi budaya bagi generasi nonmilenial. Tetapi bagi generasi milenial yang tidak punya histori landed house, tinggal di rumah dengan halaman yang luas atau dekat tanah pertanian, maka mereka tidak akan terlalu shock untuk pindah ke hunian vertikal,” jelas Rama. Selain persoalan budaya, kesiapan regulasi juga masih menjadi kendala bagi para pengembang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya