SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pohon Jati Blora (Sumber: Liputan6.com)

Solopos.com, BLORA — Jika mendengar Kabupaten Blora, beberapa langsung terpikirkan Satai Blora atau Blok Cepu yang dikenal sebagai daerah penghasil minyak bumi paling utama di Pulau Jawa. Kabupaten Blora yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur ini memiliki luas 1.890,59 km2 dan setengah dari wilayah kabupaten ini adalah kawasan hutan.

Mengutip dari Liputan6.com, Jumat (23/7/2021), Kabupaten Blora rupanya memiliki banyak fakta dan keunikan, apa saja itu?

Promosi Targetkan Pertumbuhan Kredit Double Digit, Prospek Saham BBRI Diramal Cerah

Asal usul nama ‘Blora’

Berdasarkan cerita rakyat, kata ‘Blora’ berasal dari penggabungan dua kata ‘wai’ dan ‘lorah. ‘wai’ artinya ‘air’ sedangkan ‘lorah’ artinya ‘jurang’ atau ‘tanah rendah’. Dalam Bahasa Jawa, kerap terjadi pergantian huruf W dengan huruf B, tanpa menyebabkan perubahan arti karanya. Jadi seiring dengan perkembangan zaman, kata wailorah menjadi bailorah. Kata ’Bailorah’ inilah kemudian berubah menjadi ‘Blora, sehingga nama Blora secara keseluruhan berarti tanah rendah berair yang dekat dengan pengertian tanah berlumpur.

Penghasil Kayu Jati

Mengingat separuh wilayahnya adalah hutan, khususnya hutan jati, menjadikan kabupaten ini sebagai penghasil kayu jati terbesar se-pulau Jawa. Kabupaten ini juga menjadi salah satu penghasil kayu jati berkualitas tinggi di Indonesia, bahkan mancanegara. Blora pun dijuluki sebagai kota kayu jati.

Kota Satai

Blora mendapatkan julukan kota satai berkat kuliner satainya yang khas. Perbedaan antara satai khas Blora dengan sate lainnya yang mencolok terletak pada penyajiannya yang menggunakan pincuk atau wadah dari daun jati. Kabupaten Blora juga pernah memecahkan rekor MURI dengan aksi 7.000 orang makan satai bersama dengan menggunakan pincuk daun jati.

Incaran Arkeolog

Sejumlah arkeolog menemukan fosil-fosil manusia purba di tepi Bengawan Solo di Blora. Salah satunya ditemukan fosil manusia purba yang terakhir yakni Homo Soloensis di Ngandong Kecamatan Kradenan. Di kecamatan tersebut juga ditemukan fosil Kepala kerbau purba, kura-kura purba, dan gajah purba. Umur fosil diperkirakan antara 200.000-300.000 tahun. Fosil-fosil itu, kini dapat dilihat di Museum Mahameru.

Barongan

Kesenian Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Dari beberapa daerah di Jateng, Kabupaten Blora memiliki kuantitas kesenian barongan terbesar. Kabupaten ini bahkan juga dijuluki Kota Barongan.

Tradisi Sedekah Bumi

Blora memiliki tradisi yang terjaga hingga kini yakni tradisi sedekah bumi atau yang mereka sebut Gadeso. Tradisi ini biasanya dilakukan setelah panen raya. Tradisi tersebut merupakan wujud rasa syukur masyarakat Blora atas hasil panen yang melimpah. Mereka merayakannya dengan membuat nasi tumpeng dan jajanan tradisional. Makanan tersebut kemudian didoakan dan dimakan secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara tersebut. uniknya yang membedakan sedekah bumi di sini dan di tempat lainnya yakni ritual membasuh muka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya