SOLOPOS.COM - Dokumentasi sebaran apam pada acara Ya Qawiyyu di Desa Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jateng. (Solopos-Dok.)

Solopos.com, KLATENKabupaten Klaten menyimpan sejumlah wisata religi yang menarik perhatian masyarakat luas di Tanah Air. Wisata religi di Klaten tersebar di beberapa kecamatan.

Munculnya pandemi Covid-19 sempat memberikan dampak ke objek wisata religi di Klaten. Seiring melandainya kasus Covid-19, objek wisata religi di Klaten kembali dibuka. Satgas Covid-19 Klaten tetap mengimbau para pengunjung tetap menaati protokol kesehatan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Berikut, di antara deretan wisata religi yang tersebar di Klaten:

1. Makam Sunan Bayat Ki Ageng Pandanaran

Baca Juga: Ziarah ke Makam Sunan Pandanaran Klaten untuk Cari Pesugihan, Itu Salah Kaprah!

Lokasi objek wisata religi ini berada di Desa Paseban, Kecamatan Bayat. Sunan Pandanaran merupakan salah satu murid dari Sunan Kalijaga.
Sunan Pandaran berperan dalam menyebarkan agama Islam di kawasan Bayat.

Pengunjung di lokasi ini tak hanya dari Klaten. Sebaliknya, pengunjung di objek wisata religi ini juga berasal dari Demak, Indramayu, dan berbagai daerah lain di Tanah Air.

Tiket masuk objek wisata ziarah Sunan Pandanaran masih terbilang sangat murah, yakni Rp2.000 per pengunjung.

Baca Juga: WISATA KLATEN : Warga Swadaya Bangun Ulang Menara Baskoro di Pandanan Karanganom

“Para pengunjung di sini berasal dari Demak, Purwodadi, dan daerah lainnya. Objek wisata ziarah di sini sudah ditutup hampir dua tahun,” kata salah seorang pengelola objek wisata ziarah Sunan Pandanaran Bayat, Suparji, 52, saat ditemui Solopos.com di objek wisata ziarah di lokasi setempat, Jumat (8/10/2021).

2. Makam Ki Ageng Gribig

Lokasi makam ini berada di Dukuh Jatinom, Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Klaten. Ki Ageng Gribig merupakan salah satu ulama pada zaman Mataram yang menyebarkan agama Islam khususnya di Jatinom.

Baca Juga: Terbatas untuk Panitia, Tradisi Ya Qowiyyu Klaten Tanpa Sebaran Apam

Ki Ageng Gribig adalah cucu Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit. Ki Ageng Gribig putra dari R.M. Guntur atau Prabu Wasi Jolodoro. Semasa hidupnya sempat naik haji ke Makkah. Sepulang dari Makkah membawa oleh-oleh berupa kue dari Arab Saudi yang kemudian dibagikan kepada murid-muridnya.

Lantaran muridnya banyak, Ki Ageng Gribig membagikan kue apam yang kemudian hari erat hubungannya dengan tradisi Ya Qowiyyu.
Dua tahun terakhir Yaa Qowiyyu digelar sederhana dengan tamu terbatas dan tanpa sebaran apam. Yaa Qowiyyu tahun 2021 digelar, Jumat (24/9/2021).

“Untuk mengurangi kerumunan, apam akan diantar ke lokasi-lokasi tertentu. Sudah ada pembagian lokasi yang akan dituju para pengendara ojol dan di seputaran Jatinom saja. Panitia dari P3AKG [Pengelola Pelestari Peninggalan Kiai Ageng Gribig] sudah membagi alamat dan nama yang dituju,” kata Camat Jatinom, Wahyuni Sri Rahayu, kepada Solopos.com, Kamis (23/9/2021).

Baca Juga: YAQOWIYU KLATEN : Berdesak-Desakan hingga Nyaris Berantem demi Apam

3. Candi Prambanan

Candi Prambanan diharapkan dapat menjadi sentral kegiatan umat Hindu sekaligus sebagai destinasi wisata yang dapat memberikan dampak positif di bidang ekonomi. Pemuka Agama Hindu menyambut baik keputusan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang telah menjadikan Candi Prambanan sebagai sarana peribadatan.

“Candi Prambanan sebagai pusat umat Hindu di Indonesia. Kami gambarkan umat Hindu di dunia ada 600 juta orang. Jika yang datang ke sini 1 persen, itu sudah uang besar. Itu perlu disambut dengan persiapan yang matang. Penginapannya disiapkan, upacara disiapkan, perlu melibatkan stakeholder. Ini [Candi Prambanan] menjadi deposito masa depan,” kata Ida Pandita Agung Putra Nata Siliwangi, saat berlangsung Upacara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi 1944 Saka/Tahun 2022 di pelataran Candi Prambanan, Klaten, Rabu (2/3/2022).

Baca Juga: Ngabuburit Asyik Bisa Diadakan di Candi Borobudur dan Prambanan

Ida Pandita Agung Putra Nata Siliwangi mengatakan Candi Prambanan tergolong tempat heritage. Sehingga seluruh umat Hindu wajib melestarikan.

“Euforia boleh, tapi sukacita berlebih jangan [Candi Prambanan yang menjadi sentral kegiatan umat Hindu akan memberikan dampak positif di bidang ekonomi],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya