SOLOPOS.COM - Infografis Obat Covid-19 (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO -- Sejumlah pihak dari berbagai kalangan mengklaim ada obat yang ampuh lawan Covid-19. Obat-obat ini dianggap mampu menyembuhkan atau mencegah tertular Covid-19. Meski belum terbukti kebenarannya, toh masyarakat ada yang percaya.

Meskipun belum melewati uji klinis laboratorium, obat-obat tersebut dijadikan alternatif sementara untuk mengatasi penyakit yang dapat menular melalui mikro droplet ini. Di antara klaim obat Covid-19 ini ada yang jelas-jelas tidak masuk akal.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Dihimpun dari berbagai sumber, obat-obat berikut diklaim manjur mencegah virus corona, apa saja?

Rekomendasi Saham 15 Juli, Simak 15 Saham Pilihan Analis Ini

Dexamethason

Juni 2020, peneliti di Inggris mengklaim uji coba dexamethason untuk obat lawan Covid-19 berhasil menyelamatkan nyawa pasien. Namun, berdasarkan hasil uji klinis yang telah dilakukan, dexamethason hanya manjur untuk mengurangi angka kematian bagi pasien kritis Covid-19. Obat golongan steroid ini bukan obat untuk pencegahan virus corona.

Anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, mengatakan penggunaan dexamethason yang beredar di pasaran dapat menimbulkan efek samping apabila digunakan di luar pengawasan dokter.

“Meski harganya terjangkau, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini agar tidak terjadi efek samping,” kata dr. Reisa, dikutip dari Detik.com. Beberapa efek samping tersebut di antaranya menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan tekanan darah, hingga diabetes.

Solopos Hari Ini: Klaster Solo Menyebar

Kalung Antivirus Corona

Belum lama ini, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mengklaim obat untuk lawan Covid-19. Kementan menyebut kalung antivirus corona berbahan minyak atsiri/eucalyptus hasil temuan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) efektif mematikan virus corona.

Inovasi Balitbangtan tersebut direspons Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania. Dia mengatakan penelitian Balitbangtan ini belum diuji secara spesifik pada jenis virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2.

“Penelitian Kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro virus influenza, beta corona, gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya Covid-19 yakni virus SARS-CoV-2,” jelas Inggrid seperti yang dikutip dari Detik.com.

Dia juga berpesan kepada masyarakat agar berhati-hati atas pernyataan Kementan ini. Sebab, banyak masyarakat yang salah menduga virus corona dengan virus SARS-CoV-2 adalah sama. Padahal keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

10 BUMN Penyumpang Duit Dividen Terbesar ke Negara, Siapa Juaranya?

Suplemen Penangkal Corona

Dua tim dosen Universitas Airlangga (Unair), Dr. Abdul Rohim Tualeka dan Prof. M Mufti Mubarok mengklaim telah menemukan formula suplemen penangkal virus corona. Namun, Wakil Rektor IV Unair Bidang Bisnis dan Alumni, Prof. Junaidi Khotib, membantah klaim tersebut.

Dia mengatakan penelitian yang dilakukan oleh dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat itu hanyalah penelitian yang menghasilkan suatu produk makanan. “Proses penelitian yang dilakukan Abdul Rohim masih sebatas formula makanan untuk upaya menjaga kesehatan. Produk itu berisi coklat, ekstrak delima, dan serbuk tambahan dalam beberapa jumlah,” jelasnya dilansir dari Antarnews.com.

Menurutnya, produk tersebut seharusnya tidak boleh diberi klaim untuk lawan Covid-19. Jika ada bahan makanan yang mempunyai khasiat tertentu, harus melewati berbagai rangkaian uji keamanan, uji khasiat, dan uji klinis.

Kasus Positif Covid-19 Tembus 120 Orang, Sukoharjo Masuk Zona Apa?

Sinar UVC

Beberapa waktu lalu, santer kabar bahwa sinar ultraviolet atau UV dapat mematikan virus corona. Namun, dilansir dari Bisnis.com, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menegaskan belum ada sinar UV, termasuk UVC, yang dapat membunuh virus corona dan jadi obat lawan Covid-19.

Selain itu, belum ada penelitian spesifik yang dapat membuktikan efektivitas sinar UV berjenis UVC dalam membunuh Covid-19. Kendati demikian, para ahli telah membuktikan jika sinar UVC mampu menangani jenis virus corona lain, yaitu Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS).

Tak heran jika kemudian sinar UV digunakan sebagai opsi dalam membunuh Covid-19. Bahkan di Tiongkok sekalipun, sinar UVC dipasang di transportasi umum dan bank-bank setempat lantaran dianggap ampuh menangani Covid-19.

Ada Pandemi, Bagaimana Kelanjutan Tahapan Pembangunan Tol Solo-Jogja?

Opium

Obat untuk lawan Covid-19 ini bikin geleng-geleng kepala. Di Afghanistan, opium disebut mampu menangkal virus corona. Dikutip dari Bisnis.com, seorang penduduk bernama Lal Mohammad mengaku telah mengalahkan virus penyebab Covid-19 itu hanya dengan mengonsumsi opium.

“Sulit dipercaya bahwa saya selamat dari virus corona setelah saya mulai menggunakan opium,” kata Mohammad.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Afghanistan menyatakan opium bukanlah obat untuk penanganan Covid-19. Pemerintah setempat juga telah menekan penggunaan agar tidak beredar luas. Otoritas setempat juga menutup sebuah klinik herbalis di wilayah Kabul karena telah mengembangkan vaksin corona dari jenis narkotika itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya