SOLOPOS.COM - Muyen, salah satu kesenian asli Banyumas yang digelar untuk menengok bayi. (dinporabudpar.banyumaskab.go.id)

Solopos.com, BANYUMAS — Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), memiliki beragam kesenian asli daerah yang cukup unik. Beberapa kesenian ini pun saat ini mulai jarang dipertunjukkan sehingga terdengar asing bagi telinga masyarakat awam.

Kendati demikian, eksistensi kesenian ini masih bertahan hingga saat ini, terutama di daerah-daerah pinggiran Banyumaas seperti Tambak, Kebasen, dan Wangon. Berikut sejumlah kesenian asli Banyumas yang tergolong unik yang dirangkum Solopos.com dari berbagai sumber:

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

1. Cowongan

Cowongan dulunya merupakan ritual kuno yang digelar masyarakat Banyumas untuk mengundang hujan, terutama oleh para petani yang mengalami dampak kemarau panjang. Namun kini cowongan digunakan sebagai simbol seni pertunjukan. Pada zaman dahulu, cowongan hanya diadakan pada musim kemarau panjang. Biasanya ritual ini dilakukan mulai akhir periode Kapat (periode yang dihitung menurut penanggalan Jawa). Dalam pelaksanaannya, cowongan dilakukan dalam jumlah ganjil, seperti 1, 3, 5 atau 7 kali, dan jika tidak hujan sekali, dilakukan 3 kali, dan seterusnya hingga turun hujan.

Ekspedisi Mudik 2024

2. Pakeongan

Pakeongan adalah salah satu kesenian Banyumas, digunakan dalam ritual menurunkan hujan, kesenian ini menggunakan peralatan dapur. Konon berawal dari para wanita atau wanita rakyat, khususnya para wanita petani, karena suami mereka sangat memprihatinkan, karena sudah berbulan-bulan tidak turun hujan.

Barang yang digunakan untuk menggelar ritual ini antara lain bakul atau cething atau tempat nasi, beruk dari batok kelapa, benggol (koin) dan wingka (piring keramik pecah), berjumlah 39 buah. Pelaku Pakeongong berjumlah 4 orang termasuk 1 orang dalang dan 3 lainnya yang membawa bakul, biasanya diperankan wanita yang berusia sekitar 60 tahun.

Ritual ini diiringi dengan mantra-mantra berupa nyanyian-nyanyian mengandung permintaan yang bertujuan minta hujan, sesaji yang dipasang kebanyakan hasil tanaman para petani. Kesenian ini dimainkan atau dipentaskan pada waktu musim kemarau panjang.

3. Baritan

Baritan adalah upacara kesuburan dengan menggunakan kesenian sebagai media utamanya. Ada dua macam baritan yaitu baritan yang digunakan untuk tujuan memanggil hujan dan baritan untuk keselamatan ternak. Untuk memanggil hujan biasanya digunakan berbagai macam kesenian yang ada seperti lengger, buncis dan ebeg. Baritan untuk keselamatan ternak menggunakan lengger sebagai media upacara. Baritan biasanya dilaksanakan pada mangsa Kapat (sekitar bulan September).

4. Muyen

Muyen berasal dari kata Muyi yang artinya bayi, seni muyen berarti menengok bayi. Pada umumnya, saat ada seorang ibu yang melahirkan maka masyarakat sekitar berbondong-bondong menengok dengan membawa buah tangan. Dipercaya kecantikan ibu yang melahirkan sangat disukai oleh makluk halus seperti jin maupun setan, sang bayipun tidak lepas dari gangguan mereka sehingga muncul tangis sang bayi. Untuk menangkal hal tersebut masyarakat sering mendatangkan kamitua atau dukun untuk mengusir makluk tersebut dengan tradisi botakan didahi/kening. Tradisi Muyen sampai sekarang masih ada hingga kini di masyarakat, yang berbeda adalah buah tangan yang dibawa lebih bersifat modern karena pengaruh perkembangan zaman yang modern.

5. Aksimuda

Aksimuda adalah kegiatan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda oleh para santri sebagai wujud apresiasi kontra terhadap penjajahan, hal itu dibuktikan dari tariannya yang menggunakan jurus jurus pencak silat yang ditampilkan dengan iringan rebana serta nyanyian atau lagu bernuansa Islami. Aksimuda tumbuh dan berkembang diwilayah Kabupaten Banyumas seperti Kecamatan Tambak, Banyumas, Kebasen dan Wangon yang pada saat itu menjadi tempat santri dan kiai sebagai pergerakan umat Islam.

Setelah mengalami perkembangan zaman hingga kini Aksimuda menjadi seni pertunjukan yang geraknya lebih bervariasi serta menmpilkan lagu tradisional hingga modern untuk menyiasati agar bisa diterima oleh segala lapisan/elemen masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya