SOLOPOS.COM - Dua warga berada di lokasi penemuan mayat di pinggir Bengawan Solo di Dukuh Prayungan, Desa Kedungupit, Kecamatan Sragen, Sragen, Senin (23/1/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Petugas masih mencari tahu siapa sosok mayat perempuan yang ditemukan di Bengawan Solo di Dukuh Jenakrejo/Prayunan RT 028, Desa Kedungupit, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, Senin (23/1/2023) siang. Dilihat dari kondisi fisik luar, diduga wanita tak dikenal itu sudah meninggal lebih dari tiga hari.

“Jenazah diperkirakan meninggal 4-5 hari yang lalu karena sudah kaku jenazahnya,” kata Kepala Palang Merah Indonesia (PMI) Sragen, Ismail Joko Sutrisno.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Petugas PMI dan PSC 119 Sukowati, PSC 119 Puskesmas Sragen Kota, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, dan sejumlah sukarelawan turun tangan untuk mengevakuasi jenazah perempuan tersebut.

Ismail menyebut wanita tersebut memiliki ciri-ciri berkepala botak. Ciri khusus lainnya adalah dua buah gigi depannya tanggal. Saat ditemukan wanita itu mengenakan baju gamis hijau dipadu dengan celana pendek warna hijau motif bunga.

Jenazah korban kini telah dibawa ke instalasi forensik RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen untuk diselidikan penyebab kematiannya.

Seperti diketahui, mayat korban sempat dikira bangkai binatang saat menyangkut bersama kumpulan pohon bambu yang hanyut di Bengawan Solo sekitar pukul 11.30 WIB. Setelah dipastikan oleh banyak warga, ternyata benda yang mengacung itu sosok mayat perempuan.

Orang yang kali pertama mengetahui ada jenazah mengapung itu adalah Mbah Sandi, 70, yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian. Ia mengaku awalnya tengah bersih-bersih pinggir Bengawan Solo. Ia lalu melihat ada sosok mayat di bawah barongan rumpun bambu yang terbawa arus Bengawan Solo.

Dia mengira sosok mayat itu bangkai hewan karena penglihatan Sandi sedikit kurang fokus akibat faktor usia. “Jasad itu sempat terbawa arus sejauh 1-2 meter sampai di ranting bambu kering kemudian naik lagi seperti melawan arus. Jadi aneh. Kemudian saya tinggal pulang,” ujarnya saat diwawancarai wartawan.

Saat Sandi pulang, cucunya yang semula membantu bersih-bersih melanjutkan aktivitas dengan memancing. Setibanya di pinggir Bengawan Solo, kata sandi, cucunya yang masih bocah itu naik ke jalan sembari menangis. Saat ditanya kenapa menangis, si bocah mengatakan ada mayat orang mengapung di Bengawan Solo.

Setelah mendengar pengakuan bocah itu orang-orang berdatangan ke pinggir Bengawan Solo untuk memastikannya. Kemudian ada warga yang melapor ke pihak berwenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya