SOLOPOS.COM - Sri Rahayu, Keeper Penguin Jackass di Gembira Loka Zoo. (Rina Wijayanti/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA-Memelihara penguin tak semudah memelihara binatang lain. Tapi, demi menghadirkan wahana baru bagi masyarakat DIY dan sekitarnya, Sri Rahayu berjuang mati-matian menundukkan hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa terbang ini. Tujuannya hanya satu, melihat wisatawan bahagia menyaksikan penguin di Gembira Loka Zoo.

Saat bercerita kepada Harianjogja.com, Rabu (2/7/2014), keeper penguin di Gembiraloka Zoo ini, matanya langsung berkaca-kaca. Sebab teringat jerih payah memelihara enam ekor penguin jenis Jackass ini. Rumit, mahal, harus ekstra hati-hati dan sangat sensitif. Itu kalimat yang muncul dari mulut Ayu. Bahkan katanya, merawat penguin itu lebih rumit dari membesarkan seorang bayi sekali pun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Enam ekor penguin di Gembiraloka Zoo melengkapi koleksi satwa sekitar dua bulan lalu. Pada 6 Mei tepatnya pukul 19.00 WIB, enam ekor penguin tropis jenis jackass tiba setelah menempuh perjalanan panjang dari rumah sebelumnya, Singapura Zoo. Tak semudah mendatangkan binatang lain. Menurut Ayu, begitu panggilan akrabnya, mendatangkan penguin membutuhkan proses yang sangat panjang.

Sejak rencana mendatangkan koleksi penguin di Gembira Loka, Ayu telah ditunjuk sebagai keeper. Sebelumnya dia menjadi keeper reptil. Kata Ayu, memperlakukan reptil jauh berbeda dengan memperlakukan penguin. Posisi keeper memang cukup langka bagi seorang wanita. Namun saat bertemu dengan enam ekor penguin, Ayu tidak merasa sebagai keeper yang bekerja keras dengan binatang ganas. Naluri keibuannya sangat dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Bahkan untuk mengasah keterampilannya, Ayu harus bertolak ke Singapura dan mendapatkan pelatihan khusus selama satu bulan.

“Juni 2013 saya ke Singapura. Ternyata penguin baru tiba di Gembiraloka Mei kemarin. Saat binatang itu tiba kami rela menginap demi menjaga mereka. Sungguh penantian yang sangat panjang, jadi wajar jika saya merasa seperti ibu untuk mereka,” katanya dengan bibir gemetar.

Setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya sebagai seorang ibu rumah tangga, Ayu berangkat ke Gembira Loka Zoo. Pukul 09.30 WIB adalah waktu sarapan untuk enam “anak emasnya”. Termos es kecil berisi ikan capelin selalu dibawa ayu saat bertemu penguin untuk sarapan. Persis seperti anak manusia, penguin-penguin ini selalu minta disuap, bahkan mereka akan menggelengkan kepala saat menolak.

Tidak itu saja, para penguin ini akan menolak bahkan menyerang Ayu ketika menggunakan parfum yang berbeda. Maka demi kenyamanan para penguin, Ayu berhenti dari kebiasaannya menggunakan parfum saat bekerja dengan alasan tak mau dipandang asing oleh para penguin-penguin itu.

“Mereka [penguin] sangat peka dan sensitif. Saat saya ngomel atau bad mood, mereka tahu dan menolak pemberian saya. Makanya sebelum masuk kandang, saya harus bangun suasana happy di dalam diri,” kisah ayu.

Bagi Ayu merawat penguin harus ekstra sabar. Dia bahkan selalu mengajak ngobrol hewan itu layaknya berbicara dengan manusa. “Membesarkan mereka tak cukup dengan naluri tapi harus dengan hati yang lembut,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya