SOLOPOS.COM - Ilustrasi pabrik. (linkedin)

Solopos.com, SRAGEN — Investor yang berniat menanamkan modalnya dengan membangun pabrik sepatu di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, adalah PT TKG Taekwang Indonesia. Nilai investasi yang akan ditanam di sana diklaim mencapai Rp4 triliun.

Pabrik sepatu merek terkenal ini juga akan ditarget bisa menyerap tenaga kerja sampai 40.000 orang. Investor tersebut sudah memproses pembebasan lahan lantaran sosialisasinya dilakukan sejak Februari 2022 lalu. Hingga September ini, lebih dari 25% lahan yang dibutuhkan sudah selesai transaksi dari total kebutuhan lahan 40-45 hektare.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penjelasan itu diungkapkan Manager General Affairs PT TKG Taekwang Indonesia, Subang Sudihartoyo. Ia ditugaskan perusahaan untuk menangani pembebasan lahan calon pabrik ketiga di Bonagung.

“Kami punya pabrik di Subang dan Cirebon. Pabrik di Sragen ini rencananya untuk pabrik ketiga. Nilai investasinya hitungannya bukan miliaran rupiah lagi. Yang kami laporkan ke Kementerian  Maritim dan Investasi itu nilainya sampai Rp4 triliun karena pabrik kami berskala besar,” kata Toyo, sapaan akrabnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (13/9/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Merasa Dibuat Tak Nyaman Investor, Petani Bonagung Sragen Lapor Polisi

Dia menjelaskan tahapan sekarang masih proses pembebasan lahan di Bonagung dan sudah sosialisasi ke warga. Bahkan ada yang sudah selesai transaksi. Dia menyebut kebutuhan lahannya 40-45 hektare atau lahan seadanya di Bonagung bisa dipakai. Dia mengatakan petani yang sudah bertransaksi dengan investor lebih dari 25%.

“Ya, proyeksinya pabrik ini nanti bisa menyerap tenaga kerja 35.000-40.000 orang sehingga bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi di desa itu. Kami juga mendapat dukungan dari pemerintah, baik dari Pemkab Sragen maupun dari Kementerian Maritim dan Investasi,” jelasnya.

Toyo menjelaskan salah satu alasan manajemen memilih lokasi di Bonagung karena lahan di sana kurang produktif. Sementara pertimbangan utamanya adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) karena perusahaan itu merupakan perusahaan padat karya sehingga membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

“Di Bonagung itu belum ada pabrik lain yang menyerap banyak tenaga kerja. Kami tidak akan kesulitan untuk mendapatkan banyak tenaga. Kendalanya sekarang masih di pembebasan lahan. Ya, itu wajar. Biasa lah. Kami perlu lahan dan petani yang punya lahan belum bisa menjual itu wajar,” katanya.

Baca Juga: Klaim Serap 30.000 Karyawan, Kades Bonagung Perjuangkan Pabrik Sepatu Masuk

Dia menerangkan sikap petani yang enggal menjual tanah adalah ungkapan sementara mereka. Para petani masih ingin bertani padahal lahannya kurang produktif. Menurut Toyo akan lebih produktif bila lahan itu untuk industri.

Lebih lanjut, dia mengaku menghargai aspirasi petani dan justru ingin membuka wawasan para petani melalui sosialisasi sejak Februari 2022. Strategi sosialisasi yang ia lakukan memang tidak dengan cara mengumpulkan warga, tetapi dengan cara pendekatan personal.

Toyo menjelaskan pihaknya datang ke tokoh masyarakat dan ketua RT untuk menjelaskan rencana investasi. “Menurut yang kami tahu, dulu pernah ada sejarah pembebasan lahan yang gagal. Kenapa bisa gagal, kemudian kami memilih pendekatan personal. Saya menilai para petani itu seperti trauma dengan proses yang dulu,” jelasnya.

Toyo menyatakan pihaknya berkomitmen untuk tidak melakukan intimidasi karena perusahaan ingin berinvestasi jangka panjang di Bonagung. “Kami tidak ingin sejak awal ada masalah. Kami mendekati petani secara personal untuk dijelaskan. Sekarang masih ada yang belum menerima ya kondisinya seperti itu. Kami akan bahas di manajemen untuk selanjutkan dilakukan sosialisasi kepada mereka yang belum bisa menerima,” ungkapnya.

Baca Juga: 6 Alasan Pemdes Bonagung Sragen Dukung Pembangunan Pabrik Sepatu

Dia memastikan bahwa PT TKG Taekwang Indonesia itu ada pabriknya. Dia terbuka bila petani atau warga ingin melihat pabrik yang ada di Subang dan Cirebon akan difasilitasi agar tahu betul seperti apa.

Dia juga berencana bertemu dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk menjelaskan bagaimana rencana perusahaan.

Belum Memproses Izin

Terpisah, Koordinator Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Ilham Kurniawan, menyampaikan investor di Bonagung itu belum memproses perizinan karena masih fokus pada pembebasan lahan. Dia mengatakan pembebasan lahan itu sudah dilakukan sebulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya