SOLOPOS.COM - Tidak semua bahan pas untuk masker (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, JAKARTA--Penggunaan bahan yang pas untuk masker bisa menentukan seberapa efektif pemberian perlindungan dari risiko tertular atau menularkan virus Corona. Simak ulasannya di tips kesehatan kali ini.

Saat ini pemakaian masker masih merupakan sebuah keharusan meski pun pemerintah tengah menggencarkan program vaksinasi untuk mencegah persebaran Covid-19. Namun saat ini masyarakat masih memakai masker dengan bahan beragam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebuah penelitian dari Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat, menilai jenis bahan dan jumlah lapisan kain yang digunakan memengaruhi risiko paparan secara signifikan. Lalu bahan yang paling pas untuk masker itu seperti apa ya?

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: 3 Kesalahan Pakai Masker Ini Bikin Perlindungan Enggak Efektif

Dalam studi ini, para ahli mengukur efisiensi filtrasi partikel submikron yang melewati berbagai bahan yang berbeda. Sebagai perbandingan, rambut manusia berdiameter sekitar 50 mikron, sedangkan 1 milimeter berukuran 1.000 mikron. Profesor di Sekolah Teknik Kimia dan Biomolekuler Georgia Tech Nga Lee mengatakan partikel submikron dapat bertahan di udara selama berjam-jam dan berhari-hari, tergantung

"Jadi, jika Anda memiliki ruangan yang tidak berventilasi atau berventilasi buruk maka partikel kecil ini dapat bertahan di sana untuk jangka waktu yang sangat lama," ujar wanita yang karib disapa Sally itu seperti dikutip dari Medical Xpress dan Bisnis.com, Sabtu (3/4/2021).

Dalam studi yang hasilnya telah terbit di jurnal Aerosol Science and Technology, para peneliti menguji 33 bahan berbeda yang dapat diakses secara komersial, termasuk kain tenun satu lapis seperti kapas dan poliester tenunan, kain campuran, bahan bukan tenunan, bahan berbasis selulosa, bahan yang biasa ditemukan dan digunakan di rumah sakit, dan berbagai bahan filter.

Profesor di Sekolah Teknik Kimia dan Biomolekuler Georgia Tech Ryan Lively menyebut pihaknya menemukan bahan yang tepat, tersedia secara komersial dapat memberikan tingkat penolakan partikel submikron sambil tetap mempertahankan hambatan aliran udara yang mirip dengan masker bedah. "Bahan-bahan ini menggabungkan kepadatan serat kain, struktur seperti labirin, dan permukaan serat kimia untuk secara efektif menolak partikel submikron," tuturnya.

Baca Juga: Ini Syarat Perjalanan Dan Masa Berlaku Swab PCR-Antigen-GeNose

Bahan dengan kinerja terbaik untuk masker buatan sendiri dalam penelitian ini adalah tirai anti tembus pandang dan pembungkus sterilisasi yang banyak digunakan untuk mengemas instrumen bedah. Sementara itu, para peneliti menyarankan untuk menghindari penggunaan filter seperti HEPA/ MERV atau kantong vakum kecuali mereka disertifikasi bebas fiberglass karena seringkali filter seperti itu dapat melepaskan serat kaca yang dapat dihirup.

Bahan lain yang harus dihindari untuk masker termasuk bahan rajutan longgar, kain batting, felt, fleece, atau tas belanja mengkilap yang bisa digunakan kembali. Lebih lanjut Ryan menyebut masker dua lapis dan tiga lapis yang diuji menunjukkan efisiensi penyaringan keseluruhan sekitar 50 persen untuk partikel submikron. Sementara itu, analisis menunjukkan bahwa masker yang dipasang dengan benar dan berlapis-lapis menolak 84 persen partikel yang dikeluarkan oleh seseorang. Dua orang yang mengenakan jenis masker ini mengurangi transmisi partikel hingga 96 persen.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya