SOLOPOS.COM - Sejarah Budi Utomo (Indonesia.go.id)

Solopos.com, JAKARTA—Setiap 20 Mei bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Secara historis Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei sebenarnya merupakan hari lahirnya sebuah organisasai bernama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 atau 37 tahun sebelum Indonesia merdeka.

Jadi, Kebangkitan Nasional 20 Mei identik dengan Boedi Oetomo, sebuah nama dalam ejaan lama Bahasa Indonesia, yang kemudian ditulis menadi Budi Utomo dalam versi EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lalu mengapa Budi Utomo menjadi begitu istimewa sehingga organisasi itulah yang berhak menyandang predikat sebagai pelopor Kebangkitan Nasional?

Baca Juga: Hari Kebangkitan Nasional Kuasai Trending Topic Medsos

Ini tidak lain karena misi perjuangan mereka yang dengan sangat berani mendobrak kemapanan ketika pemeringah Hindia Belanda waktu itu menguasai Indonesia dengan memecah belah bangsa Indonesia melalui pembentukan kasta-kasta sosial.

Dalam buletin Arsip Nasional edisi 63 tahun 2014 bertajuk Jejak Kebangkitan Nasional, disebutkan anak-anak kaum priyayi atau kaum elite diberi kesempatan sangat luas untuk mendapatkan pendidikan dengan berbagai latar belakang profesi.

“Sebaliknya, pendidikan hanya mendidik pribumi sebagai pelayan yang patuh dan setia, menjadi alat dan kaki tangan penjajah, yang dapat bekerja hanya untuk kepentingan majikan semata-mata,” tulis buletin Arsip Nasional itu.

Baca Juga: HARI KEBANGKITAN NASIONAL : Pelajar SD Ini Ajak Masyarakat Bangkit Melawan Kemalasan

Atas dasar itu 9 mahasiswa STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) mendirikan Budi Utomo di lingkungan sekolah yang mendapatkan pengawasan ketat dari pemerintah Hindia Belanda.

Budi Utomo mempunyai tujuan mulia untuk memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi kaum pribumi atau rakyat jelata agar mendapat hak mendapatkan pendidikan yang sama dengan kaum priyayi atau elite. Budi Utomo kemudian melahirkan tokoh-tokoh sejarah seperti Goenawan Mangoenkoesoemo, Latumeten, dan Soetomo.

Ada pertanyaan menggelitik, mengapa sejarah kelahiran Budi Utomo itu tidak dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional, yang diperingati setiap 2 Mei?

Baca Juga: Kebangkitan Nasional Menuju Normalitas Baru

Momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei justru menggunakan tanggal kelahiran Pahlawan Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, yang lahir pada 2 Mei 1889.

Dilihat dari usianya, Ki Hadjar Dewantara kala itu berusia 19 tahun lebih 18 hari saat Budi Utomo dicanangkan. Yang jelas, Budi Utomo dianggap sebagai organisasi modern pertama di Indonesia yang mengawali tumbuhnya rasa nasionalisme.

Dalam buletin Arsip Nasinal bertajuk Jejak Kebangkitan Nasional itu, sejarawan Bonnie Triyana, mengakui masih ada diskusi panjang lebar mengenai apakah benar Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama yang mengawali tumbuhnya nasionalisme.

Baca Juga: HARI KEBANGKITAN NASIONAL : Undip Klasifikasikan Penempelan Poster Garuda Ku Kafir Pelanggaran Serius

“Namun harus diingat juga bahwa melihat sejarah bukan hanya siapa yang lebih dulu, melainkan siapa yang mendatangkan kegunaan bagi pembebasan nasional Indonesia.”

“Dengan demikian organisasi-organisasi lain seperti Indische Partij, Sarekat Islam, dan bahkan Partai Komunis Indonesia pun bisa dihitung sebagai organisasi yang menyumbangkan kekuatan bagi bangkitnya rasa nasionalisme Indonesia,” tuturnya.

 

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Begini Sejarah di Balik Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya