SOLOPOS.COM - Ilustrasi Patih Gajah Mada. (Istimewa/Facebook)

Media sosial dibuat heboh dengan spekulasi soal identitas Patih Gajah Mada.

Solopos.com, SOLO – Beberapa hari terakhir media sosial dihebohkan dengan beredarnya kisah lain dari tokoh legendaris Gajah Mada. Muncul spekulasi, Gajah Mada adalah seorang muslim bernama Gaj Ahmada.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Di media sosial sejak Kamis (15/6/2017), sejumlah warganet mengklaim Gajah Mada adalah seorang muslim dengan nama Gaj Ahmada atau Syeikh Ahmada. Lengkapnya, Gajah Mada disebut bernama Abu Fatih Gaj Ahmada Al Majjah Fahid Darussalam.

Spekulasi ini langsung melesat menjadi perbincangan terpopuler di Twitter hingga Jumat (16/6/2017) pagi. Tak berhenti sampai di situ, Instagram mendadak ikut riuh dengan perbincangan ini. Bahkan beredar foto ilustrasi Gajah Mada dengan pakaian khas Arab.

Ekspedisi Mudik 2024

Spekulasi yang berkembang menyebut Gaj Ahmada diklaim sebagai nama asli sang mahapatih. Mereka menilai, para arkeolog maupun filolog salah dalam mengeja dan mengartikan aksara Pallawa era Majapahit, yang seharusnya “Gaj Ahmada” menjadi “Gajah Mada”.

Semua selentingan yang viral di media sosial mengenai keabsahan nama “Gaj Ahmada” bersumber dari tulisan satu paragraf  akun Facebook Arif Barata.

”Patih kerajaan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya. Patih Gajah Mada juga seorang muslim. Nama aslinya adalah Gaj Ahmada (terlihat lebih Islami, bukan?). Hanya saja, orang Jawa saat itu sulit mengucapkan nama tersebut,” tulis akun itu.

”Mereka menyebutnya Gajahmada untuk memudahkan pengucapan dan belakangan ditulis terpisah menjadi Gajah Mada (walaupun hal ini salah). Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasan pada masa Patih Gaj Ahmada. Konon, kekuasaannya sampai ke Malaka (sekarang masuk wilayah Malaysia).”

”Setelah mengundurkan diri dari kerajaan, Patih Gaj Ahmada lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Mada oleh masyarakat sekitar. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti fisik yaitu pada nisan makam Gaj Ahmada di Mojokerto terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’.”

Namun, klaim tersebut justru menjadi bahan sindiran maupun dibuat sebagai lelucon oleh mayoritas warganet. Pasalnya, klaim tersebut bertentangan dengan bukti-bukti arkeologis maupun filologis.

Akun @Doneh di Twitter mengunggah bidik layar tulisan Pallawa yang ia sebut nukilan kitab Negara Kertagama. Dalam nulikan tersebut, akun itu menunjukkan nama sang mahapatih jelas ditulis sebagai ”Gajah Mada” bukan ”Gaj Ahmada”.

”Nama Gaj Ahmada? Monggo dibaca nukilah Negarakertagama ini,” tulisnya menerangkan foto yang diunggahnya.

Akun @digembok mengkritik klaim tersebut karena tak sesuai dengan gambaran Gajah Mada yang terdapat pada patung-patung. “Bilangin sama yang bikin, gambarnya (Gaj Ahmada) salah. Masa Syech Gaj Ahmada pakaiannya tidak menutup aurat,” tulisnya.

”Saya sedikit berharap bahwa kasus bumi datar, anti-vaksin, dan Gaj Ahmada ini sebenarnya hanya prank untuk mencek kadar IQ orang Indonesia,” tulis @ariomazda.

 “UGM (Universitas Gadjah Mada) harus ganti jadi UGA. Universitas Gaj Ahmada — feeling amazed,” kata akun @jatiraymaya.

Terkait makam sang mahapatih, itu pun tak bisa diklaim keabsahannya. Sebab, makam yang diklaim sebagai kuburan Gajah Mada ada lebih dari satu di Indonesia.

Tak hanya di Pulau Jawa, bahkan di Krui, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, juga terdapat satu kuburan yang diklaim sebagai makam Gajah Mada.

Mengenai kematian Gajah Mada, sejarawan hingga kini masih berdebat mengenai hal tersebut. Agus Aris Munandar, Arkeolog Universitas Indonesia, dalam bukunya berjudul Gajah Mada Biografi Politik, mengatakan terdapat beragam sumber yang mengajukan argumentasi mengenai akhir hayat Gajah Mada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya