SOLOPOS.COM - Pemakaman jenazah korban Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Kecamatan Nguter menduduki peringkat teratas angka persentase kematian atau mortality rate pasien positif Covid-19 di Sukoharjo dengan 11,2 persen.

Selain Nguter, tiga kecamatan lain dengan angka kematian tertinggi pasien Covid-19 yakni Polokarto sekitar 9,7 persen, Kartasura sekitar 8,7 persen, dan Weru sekitar 8,6 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu berdasarkan data dalam laman https://corona.sukoharjokab.go.id/ hingga Rabu (2/6/2021), total jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 Sukoharjo ada 6.235 orang. Dari jumlah itu, 5.543 orang sudah sembuh, 152 orang masih rawat inap, 92 orang isolasi mandiri.

Baca Juga: Angka Kematian Pasien Covid-19 Sukoharjo Naik, Nguter Paling Tinggi

Sedangkan pasien positif Covid-19 yang meninggal sebanyak 448 orang. Dengan jumlah tersebut, angka kematian pasien positif Covid-19 Sukoharjo mencapai 7,2 persen.

Angka kematian dan penambahan jumlah kasus positif Covid-19 kembali melonjak setelah Lebaran. Kondisi ini menandakan transmisi penularan Covid-19 tak terkendali saat perayaan Lebaran.

Mayoritas pasien positif corona Sukoharjo yang meninggal dunia memiliki komorbid seperti diabetes, jantung, hipertensi, ginjal hingga faktor lanjut usia (lansia). Mereka merupakan pasien positif dengan gejala dan dirawat di ruang isolasi RS rujukan Covid-19.

Baca Juga: Rumah Warga Gayam Sukoharjo Terbakar Saat Ditinggal Pengajian

Klaster Buka Puasa

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan peningkatan angka kematian pasien positif dipengaruhi tren kasus Covid-19 yang melonjak setelah Lebaran. Hal ini lantaran kegiatan sosial di masyarakat selama Ramadan dan Lebaran cukup tinggi.

“Ada beberapa klaster buka puasa bersama dan masjid yang muncul saat Bulan Puasa. Banyak kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkerumunan sehingga potensi transmisi penularan virus cukup tinggi,” katanya kepada Solopos.com, Rabu (2/6/2021).

Tingginya angka kematian pasien positif Covid-19 Sukoharjo pernah terjadi pada akhir 2020. Kala itu, Kabupaten Sukoharjo berstatus zona merah risiko Covid-19 yang dipengaruhi tingginya jumlah pasien positif yang meninggal dunia.

Baca Juga: Krisis Air Bersih, Warga Dusun Tugusari Sukoharjo Hanya Mengandalkan Bantuan 

Persoalan ini menjadi tantangan Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo untuk menekan angka kematian pasien positif. Penanganan pasien positif di rumah sakit rujukan Covid-19 harus ditingkatkan.

Tingkat Keterisian Bed Isolasi

Hal ini dibarengi dengan evaluasi tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19. Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 meningkat hingga 50 persen.

“Tingkat keterisian tempat tidur ICU lebih banyak daripada ruang isolasi. Akhir-kahir ini, pasien yang dirawat di rumah sakit terindikasi gejala sedang hingga berat,” paparnya.

Baca Juga: Produk Unggulan 4 Desa Wisata Sukoharjo Ini Didorong Jadi Magnet Wisatawan

Kepala Satpol PP Sukoharjo, Heru Indarjo, mengatakan tim satgas kecamatan bersama Satpol PP bakal membubarkan kegiatan atau acara yang mengundang kerumunan massa termasuk hajatan pernikahan. Pemerintah membatasi jumlah tamu saat acara resepsi pernikahan sebanyak 100 orang.

Resepsi pernikahan harus menerapkan sistem banyu mili. Tidak ada kursi dan meja di acara resepsi pernikahan. Tamu undangan membawa pulang makanan yang dikemas dalam kotak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya