SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan SMP. (Solopos/Wishnu Paksa)

Solopos.com, KLATEN – Dinas Pendidikan atau Disdik Klaten menyiapkan tiga skenario sif untuk penerapan peserta didik masuk sekolah. Skenario itu dari siswa masuk sekolah satu hari hingga tiga hari dalam sepekan.

Kepala Disdik Klaten, Wardani Sugiyanto, mengatakan skenario sistem sif atau siswa masuk secara bergiliran yang pertama yakni siswa masuk sekolah sehari dalam sepekan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Misalkan di satu sekolah ada 600 siswa dan 20 kelas. Jadi sehari itu yang masuk hanya 100 orang [siswa lainnya belajar dari rumah]. Satu kelas itu sekitar lima anak. Ini skenario super hati-hati,” kata Wardani saat ditemui di Disdik Klaten, Selasa (2/6).

Skenario kedua, yakni siswa masuk dua hari dalam sepekan. Sementara, skenario ketiga yakni siswa masuk tiga hari dalam sepekan.

“Misalkan skenario pertama sudah berjalan sebulan dan anak taat semua [mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19], masuk ke skenario kedua atau sepekan masuk dua hari misalkan hari Senin dan Rabu atau Selasa dan Kamis masuk. Jadi satu kelas itu bisa 10 anak. Skenario ketiga yakni anak masuk 50 persen atau masuk tiga hari dalam sepekan. Jadi satu kelas itu bisa diisi sekitar 16 anak,” kata Wardani.

Ibu Hamil di Kota Solo Wajib Rapid Test Covid-19 Jelang Melahirkan

Ketika siswa tak mendapatkan giliran masuk sekolah, mereka tetap melakukan pembelajaran dari rumah. Guru bisa memberikan penugasan kepada siswa yang belajar dari rumah.

“Dalam dua pekan ini kami minta guru melakukan review kurikulum agar disesuaikan dengan protokol Covid-19. Sehingga target kurikulum bisa tetap terpenuhi dengan tatap muka dan penugasan,” jelas dia.

Wardani menuturkan ketiga skenario sif siswa belajar di sekolah itu diberlakukan secara bertahap serta dievaluasi secara berkala. Hal itu dilakukan agar siswa terbiasa dengan proses pembelajaran di sekolah yang disesuaikan dengan protokol Covid-19.

Dimulai Pada Tahun Ajaran Baru

Skenario itu disiapkan Disdik Klaten untuk jenjang pendidikan dari tingkat PAUD, TK, SD, hingga SMP atau jenjang pendidikan yang menjadi kewenangan tingkat kabupaten. Sementara, jenjang pendidikan SMA/SMK menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Soal kapan penerapan sistem belajar di sekolah kembali bergulir, Wardani mengatakan dimungkinkan dimulai pada awal tahun ajaran baru 2020/2021 yang dimulai 13 Juli mendatang.

Kabar Gembira! Balapan F1 2020 Dimulai 5 Juli, Cuma 8 Seri

“Yang terjelek, pada tahap pertama kami menerapkan skenario sif siswa belajar di sekolah yang pertama. Namun, jika kondisi perkembangan kasus Covid-19 di Klaten menurun dan aman, kami langsung menerapkan ke skenario kedua,” jelas Wardani.

Dia mengatakan sepanjang Juni persiapan terus dilakukan. Mulai Selasa (2/6) hingga Rabu (17/6) mendatang seluruh guru masuk sekolah untuk melakukan persiapan termasuk pelatihan-pelatihan mematuhi protokol pencegahan Covid-19.

“Guru dan karyawan, kantin penjaga sekolah, serta petugas keamanan semua harus taat protokol Covid-19. Tidak boleh ada yang salah. Jadi mereka biar terbiasa dulu karena mengenakan masker selama berhari-hari itu juga tidak ringan. Ketika nanti siswa mulai masuk, guru sudah terbiasa,” jelas dia.

Persiapan

Sebelum siswa masuk, masing-masing pengelola sekolah wajib melakukan pertemuan dengan orang tua untuk mempersiapkan perlengkapan siswa seperti masker, hand sanitizer, serta bekal makan dan minum agar siswa tak ke kantin.

Soal perlengkapan yang harus disediakan di masing-masing sekolah, Wardani mengatakan setiap sekolah wajib dilengkapi tempat cuci tangan menggunakan sabun, hand sanitizer, hingga thermo gun.

Bank Dunia Prediksi Ada 9,6 Juta Orang Miskin Baru di Indonesia

“Untuk thermo gun kami sedang mengusulkan ke gugus tugas kabupaten agar sekolah tingkat SD dan PAUD tidak keberatan,” kata dia.

Lebih lanjut, Wardani mengatakan evaluasi dilakukan secara terus menerus agar protokol pencegahan Covid-19 dipatuhi sebelum siswa kembali belajar di sekolah dengan sistem sif. Pasalnya, ada sekitar 160.000 siswa dari tingkat PAUD hingga SMP yang harus dipastikan aman dari penularan Covid-19 selama proses belajar.

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) Klaten menunggu kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI. Hingga kini, proses pembelajaran sekolah di bawah Kemenag masih diberlakukan secara daring.

“Kami menunggu kebijakan dari pusat. Mudah-mudahan segera ada kebijakan terkait pembelajaran siswa sekolah di bawah Kemenag. Untuk skeolah ada 14 sekolah negeri dari tiga MAN, 8 MTsN, serta 3 MIN. Kalau dengan sekolah swasta ada 100 lebih,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya