SOLOPOS.COM - Rombongan pejabat Klaten berziarah ke makam Kiai Melati di Kampung Sekalekan, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, Rabu (27/7/2022). (Istimewa/Diskominfo Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Di jantung kota Klaten, ada kompleks makam kuno. Makam itu bernama Makam Kiai Melati yang disebut-sebut memiliki keterikatan penting dalam sejarah Klaten.

Kompleks makam itu berada di Kampung Sekalekan, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah. Lokasinya tak jauh dari Alun-alun Klaten. Ada puluhan kuburan di kompleks makam yang sebagian masih berupa tumpukan batu bata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di sisi barat kompleks makam terdapat tiga kuburan yang ditutupi kain berwarna putih. Lokasinya berada di bawah pohon asam Jawa berukuran besar.

Ketiga kuburan itu yakni makam Kiai Melati, Nyai Melati, serta saudara Kiai Melati yakni Kiai Danareksa.

Juru kunci makam, Sudarti, 79, menjelaskan hingga kini belum diketahui nama asli Kiai Melati. Sepengetahuannya, Kiai Melati merupakan kerabat keraton.

Baca Juga: Kisah Sunan Bayat, Pernah Gila Harta Sebelum Bertemu Sunan Kalijaga

Kiai Melati diyakini sebagai sosok yang kali pertama babat alas wilayah yang kini diberi nama Klaten.

Lantaran dianggap menjadi sosok penting asal mula Klaten, pejabat Pemkab Klaten rutin berziarah ke makam tersebut saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Klaten. Hal itu seperti yang dilakukan rombongan pejabat Klaten dalam rangkaian safari ziarah di Hari Jadi ke-218 Kabupaten Klaten, salah satunya ke makam Kiai Melati, Rabu (27/7/2022).

Pada hari biasa, Sudarti mengatakan ada warga yang berdatangan untuk berziarah ke makam tersebut. Tak hanya warga Klaten, ada warga dari luar kota bahkan luar negeri yang pernah berziarah ke makam Kiai Melati.

Beberapa tahun lalu, Sudarti mengaku bertemu dengan seorang warga asal Turki yang berziarah ke makam Kiai Melati. Dia sampai datang dua kali ke makam tersebut.

Baca Juga: Asal-Usul Karangturi Gantiwarno Klaten, Bermula dari Pohon Turi

Katah ingkang ziarah wonten mriki. Piyayi ageng alit enten. Saking Turki nggih enten. Mriki sampun sak untawis. Namung piyambak kalian guide ingkang saget nerjemahaken bahasanipun. Piyambakipun kepingin dados pedamel [Banyak yang berziarah ke sini. Mulai dari pejabat sampai warga biasa. Ada juga dari Turki. Sudah beberapa waktu lalu. Dia datang sendiri bersama pemandunya yang bisa menerjemahkan bahasa. Dia ingin menjadi pegawai],” kata Sudarti saat ditemui di rumahnya, Rabu (27/7/2022).

Sudarti mengatakan dia menjadi juru kunci makam sejak 1974 meneruskan orang tuanya. Hingga kini, Sudarti masih menjadi juru kunci makam tersebut dibantu putrinya, Nilasari.

Nilasari mengatakan kompleks makam Kiai Melati sejak lama tak digunakan sebagai kompleks permakaman umum. Bahkan, kompleks makam itu disebut-sebut tak lagi difungsikan sebagai permakaman umum sejak masa penjajahan Jepang.

Mengutip informasi dari klatenkab.go.id, cerita Kiai dan Nyai Mlati dianggap sebagai sumber terpercaya yang diakui sebagai cikal bakal kampung dan asal muasal nama Klaten yang konon tinggal di kampung Sekalekan.

Baca Juga: Batu Tempat Sunan Kalijaga Salat Subuh di Klaten Ini Jadi Petilasan

Kedua abdi dalem Keraton Mataram ini ditugaskan oleh raja untuk menyerahkan bunga melati dan buah joho untuk menghitamkan gigi para putri keraton (Serat Narpawada, 1919:1921).

Guna memenuhi kebutuhan bunga melati untuk raja, Kyai dan Nyai Mlati menanami sawah milik Raden Ayu Mangunkusuma, istri Raden Tumenggung Mangunkusuma yang saat itu menjabat sebagai Bupati Polisi Klaten, yang kemudian dipindah tugaskan ke istana menjadi Wakil Patih Pringgalaya di Surakarta.

Tidak ditemukan sumber sejarah tentang akhir riwayat Kiai dan Nyai Melati. Silsilah Kiai dan Nyai Melati juga tidak diketahui. Bahkan penduduk Klaten tidak ada yang mengakui sebagai keturunan dua sosok penting ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya