SOLOPOS.COM - Botol vaksin Coronavac SARS-Cov-2 Sinovac ditampilkan di acara media di Beijing, China, 24 September lalu. (Bisnis-Bloomberg)

Solopos.com, JAKARTA — Masyarakat di seluruh dunia tengah menanti-nantikan peredaran vaksin Covid-19. Tak sedikit yang takut beraktivitas normal atau menolak bepergian hanya karena menunggu munculnya vaksin yang resmi.

Padahal, vaksin bukan satu-satunya penangkal pandemi Covid-19. Vaksin adalah bentuk intervensi kesehatan kepada masyarakat. Penerapan disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan malahan lebih efektif menurunkan risiko penularan sampai 80%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Protokol tersebut antara lain mencakup pakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan serta cuci tangan dengan sabun.

Pidato RM BTS Jadi Kontroversi, Warganet China Tuntut Permintaan Maaf

"Adaptasi perubahan perilaku memang tidak mudah. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antar elemen masyarakat dalam upaya pengendalian Covid-19, termasuk dalam program vaksinasi yang akan kita hadapi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam memberi edukasi lewat keterangan pers yang dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (18/9/2020).

Satgas Penanganan Covid-19 kembali mengedukasi masyarakat tentang upaya yang dilakukan pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19. Pasalnya, dia menilai masih banyak masyarakat yang mempertanyakan dan menunggu informasi resmi dari pemerintah perihal vaksin dan upaya penanganan pandemi ini.

Wiku meminta masyarakat cerdas dan selektif dalam menerima informasi, sebelum mempercayai dan membagikan informasi tersebut kepada orang lain. "Jadi, kami mohon agar masyarakat betul-betul memahami kondisi pandemi Covid-19, sambil mengubah perilaku, memastikan kita bisa bertahan dan menunggu program vaksinasi, sehingga kita bisa terlindungi dengan berbagai cara," pesan Wiku.

Mantan Pacar Goo Ha-ra Divonis 1 Tahun Penjara, Netizen Korea Marah

Wiku juga memastikan Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengawal jalannya uji klinis kandidat vaksin. Termasuk melakukan pengawasan mutu produk melalui sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) hingga produk akhir atau siap pakai yang diharapkan kelak memiliki izin edar obat oleh BPOM.

"Sejauh ini belum ada laporan terkait efek samping serius dari relawan yang mengikuti uji coba klinis," katanya.

Roadmap Vaksin

Dia mengatakan peta jalan atau roadmap vaksin, akan menjadi langkah yang konkret dalam menjalankan program vaksinasi dan dilakukan berdasarkan tingkat risiko yang ada di masyarakat. Juga untuk perincian dan alokasi bagi prioritas vaksinasi dalam tahap finalisasi.

Bentuk Grup Musik Anak Dear Juliets, Titi DJ Ciptakan Generasi Baru...

Pemerintah, kata dia, mengedepankan asas keadilan. Masyarakat diminta bersabar dan memantau informasi resmi dari pemerintah. "Seluruh alokasi prioritas mempertimbangkan kriteria dan prioritas penerima serta wilayah yang mengacu Perpres No. 99 Tahun 2020," jelas Wiku.

Lebih jauh, Wiku juga menyampaikan beberapa hal perihal vaksin. Pertama, terkait istilah vaksin, yakni produk atau zat yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia yang akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh manusia (imunitas) dan akan melindungi manusia dari penyakit yang sedang mewabah, dalam hal ini pandemi Covid-19.

Adapun, vaksinasi adalah prosedur memasukkan vaksin ke dalam tubuh, untuk menstimulasi sistem imun tubuh dan akhirnya bisa memproduksi imunitas terhadap suatu penyakit.

Dampak Pidato BTS, ARMY China Ramai-Ramai Batal Beli Album Baru

Ketiga, imunisasi adalah suatu proses yang membuat tubuh manusia terlindung dari suatu penyakit melalui proses vaksinasi tersebut. Keempat, istilah imunitas, yaitu kemampuan kekebalan tubuh memerangi suatu penyakit. "Dengan demikian, apabila terjadi imunisasi, akan terbentuk imunitas dan akhirnya kita bisa terlindungi," jelas Wiku.

Saat ini ada sejumlah kandidat vaksin yang disiapkan, yaitu Sinovac, Sinopharm, Kansino, Astra Zeneca dan Genexine. Namun sebelum vaksin-vaksin itu diproduksi secara massal, baik diproduksi dalam negeri maupun luar negeri, harus lulus beberapa tahapan uji klinis.

Tahapan-tahapan ini kata Wiku, bertujuan untuk memastikan keamanan pada manusia termasuk juga menentukan takaran dosis yang aman untuk digunakan. "Saya ulangi sekali lagi, keamanan vaksin bagi masyarakat adalah prioritas dan tugas utama Pemerintah," tuturnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya