SOLOPOS.COM - Truk melintas di jalan Ngrampal-Tangen, tepatnya di Paldaplang, Kebonromo, Ngrampal, Sragen, Sabtu (1/10/2016). Jalur tersebut rusak akibat dilalui ratusan kendaraan berat setiap hari. (Adib Muttaqin Asfar/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Sragen, jalan yang rusak parah di Sragen panjangnya mencapai 103,98 km.

Solopos.com, SRAGEN — Jalan sepanjang 103,98 kilometer (km) di Bumi Sukowati mengalami rusak berat. Sebagian besar jalan rusak itu berada di jalur truk pengangkut material tambang galian C.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen Hutomo Ramelan mengatakan terdapat 156,75 km jalan yang mengalami rusak sedang dan 5 km jalan yang rusak ringan.

Kategori rusak sedang itu bisa berubah menjadi rusak berat apabila tak kunjung diperbaiki pada tahun berikutnya. Demikian halnya jalan yang rusak ringan bisa berubah menjadi rusak sedang jika tak kunjung diperbaiki.

”Itu data sementara yang kami terima. Kerusakan jalan itu bisa bertambah seiring berjalannya waktu. Terlebih jika tidak ada upaya perbaikan,” kata Tomi sapaan akrabnya kepada Solopos.com di Sragen, Senin (24/10/2016).

Tomi mengakui sebagian jalan rusak itu berada di jalur truk pengangkut material tambang galian C. Selama proses pembangunan jalan tol, tambang galian C akan tetap beroperasi di Bumi Sukowati.

Sebagaimana dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan jalan tol Solo-Ngawi ditarget rampung Oktober 2017. ”Truk yang lewat jalan itu biasanya membawa muatan yang melebihi batas tonase. Kalau setiap hari dilintasi truk bertonase tinggi, sudah pasti rusak jalan itu,” terang Tomi.

Upaya perbaikan jalan sudah dianggarkan melalui APBD kabupaten maupun dari APBD provinsi. Pada tahun ini, Pemkab Sragen mengalokasikan dana senilai Rp3 miliar untuk perawatan jalan.

Pemkab Sragen juga mengajukan penambahan anggaran senilai Rp1 miliar melalui APBD Perubahan 2016. ”Kami belum bisa memprediksi berapa kilometer jalan yang akan diperbaiki. Yang jelas, perbaikan jalan itu sesuai skala prioritas,” jelas Tomi.

Terpisah, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Sragen Purwo Santoso mengatakan di Sragen hanya terdapat satu jembatan timbang yang bisa digunakan untuk mengukur tonase.

Jembatan timbang di kawasan Sambungmacan itu dikelola Pemprov Jateng. Dia mengakui Pemkab Sragen belum memiliki jembatan timbang portabel untuk mengukur tonase dari truk pengangkut material tambang galian C.

”Kami baru mengusulkan supaya Pemkab Sragen membeli jembatan timbang portabel itu. Ini baru rencana awal, mudah-mudahan usulan kami bisa disetujui,” terang Purwo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya