SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja memperbaiki portal viaduk di underpass Gilingan, Solo, Jawa Tengah yang rusak setelah ditabrak truk kontainer, Sabtu (20/9/2014). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Solo, Wali kota menagih realisasi pembangunan fly over kepada Kementerian PU.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menagih realisasi pembangunan fly over di empat lokasi di Kota Bengawan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU dan PR). Hingga kini, belum satupun pengajuan proposal pembangunan fly over di antaranya Purwosari, Palang Joglo, Balapan dan Jebres yang terealisasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo telah mengajukan kembali proposal permohonan pembangunan fly over empat lokasi ke Kemen PU dan PR. “Saya temui langsung ke Kementerian PU dan PR belum lama ini. Saya minta fly over bisa direalisasikan,” kata Rudy, sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan di kediamannya, Jumat (29/7/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Rudy meminta pembangunan fly over Purwosari diprioritaskan untuk dibangun. Rudy berharap pembangunan fly over Purwosari bisa dikerjakan awal 2017 mendatang.  Pertimbanganya, tingkat kepadatan lalu lintas di kawasan Purwosari sangat tinggi, sehingga mendesak untuk dibangun fly over. “Bukannya mengesampingkan perlintasan sebidang lain yang sebenarnya juga mendesak dibangun fly over. Tapi paling prioritas adalah Purwosari, karena jalur utama,” kata Rudy.

Sementara untuk pembangunan fly over Palang Joglo, Rudy beralasan masih terkendala pembebasan lahan. Selain itu mengakomodasi simpang tujuh dan perlintasan sebidang dengan kereta api di kawasan tersebut. Menurutnya, dibutuhkan biaya ekstra besar untuk merealisasikan fly over Palang Joglo. “Masalah di sana [Palang Joglo] sangat rumit. Ada pembebasan lahan yang harus diselesaikan,” kata Rudy.

Selain pengajuan fly over empat lokasi, Rudy juga menyampaikan persoalan mengenai rencana pembangunan underpass di Viaduk Gilingan. Rudy meminta Pemerintah Pusat bisa mengkaji ulang rencana pembangunan underpass tersebut. Rudy menilai membangun fly over dinilai lebih realistis dan hemat dari segi perawatan dibanding membangun underpass. Rudy mengatakan ada beberapa kendala dalam pembangunan underpass itu, di antaranya harus memindahkan posisi wesel, serta rawan banjir jika hujan. Hal ini dikarenakan muka air Kali Anyar yang terletak sekitar 100 meter di sebelah utara lebih tinggi dari dasar underpass.

“Proyek underpass di Viaduk Gilingan belum digarap. Jadi kami berharap itu dikaji ulang, meski sekarang DED [detail engineering design] sudah dibuat,” katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Yosca Herman Soedrajat sebelumnya mengemukakan volume kendaraan di Kota Solo mengalami peningkatan hingga 20%. Akibatnya terjadi kepadatan lalu lintas di sejumlah lokasi. Salah satunya lokasi kepadatan lalu lintas terjadi di persimpangan sebidang atau perlintasan kereta api, di antaranya perlintasan Purwosari, Badran atau Manahan, Pasar Nongko, Pasar Ledoksari dan Viaduk Gilingan. Menurutnya, upaya efektif mengurai kemacetan lalu lintas dengan membangun underpass maupun fly over.

“Proyek ini tidak bisa dikerjakan Pemkot. Karena dananya sangat besar, sehingga harus melalui APBN. Kami berharap APBN bisa mengucurkan bantuan untuk itu,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya