SOLOPOS.COM - Trotoar di jalur lambat depan RSUD dr. Moewardi Solo, terlihat sempit, Rabu (20/12/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Warga mengeluhkan kondisi trotoar depan RSUD dr. Moewardi Solo yang sangat sempit.

Solopos.com, SOLO — Trotoar di depan pagar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Solo yang lebarnya hanya sekitar 0,5 meter dikeluhkan sebagian masyarakat. Akses untuk pejalan kaki itu dinilai kurang representatif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Rabu (20/12/2017), beberapa pekerja mengecat bangunan pagar baru RS milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut. Lebar trotoar untuk pejalan kaki dari pagar barat hingga timur rata-rata kurang dari setengah meter.

Trotoar paling sempit berada di sisi timur mulai dari trotoar yang sejajar dengan proyek pembangunan jalur penyeberangan hingga akses keluar kendaraan dari RS.

Salah seorang warga Boyolali, Udin, 43, mengatakan kurang nyaman dengan kondisi trotoar tersebut. Lelaki yang menemani putrinya periksa kesehatan itu terpaksa berjalan di jalur lambat karena trotoar tak muat digunakan berjalan bersisian dengan sang putri.

“Ada risiko pejalan kaki terserempet motor atau mobil yang melintas di jalur lambat,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Rabu.

Keluhan senada diungkapkan akun bernama Sutjipto Kasni dalam grup Facebook Info Cegatan Solo (ICS). Ia menyebut sebelum ada pagar baru, trotoar itu memiliki lebar 1,5 meter hingga 2 meter. Namun, setelah dibangun tembok lebarnya menjadi kurang dari setengah meter.

“Persisnya kurang paham apakah trotoar yang dulu ada itu termasuk area milik jalan atau tanah milik RS Moewardi. Tapi karena trotoar itu penting untuk para pejalan kaki, maka tolong yang demikian ini pihak Pemkot Solo (Dinas PU) benar-benar mengecek, melakukan pengawasan bangunan-bangunan yang diduga menyerobot tanah pemda, ” tulis akun tersebut.

Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr. Moewardi, Eko Haryati, memberi klarifikasi pagar yang ada saat ini memiliki batas yang sama dengan pagar lama. Hal itu sudah ia tanyakan langsung kepada panitia renovasi pagar RSUD dr. Moewardi Solo.

“Pagar itu tidak mengubah luas trotoar. Sejak dulu lebar trotoar memang sekian itu,” terangnya kepada Solopos.com melalui sambungan telepon, Rabu.

Sesuai koordinasi dengan panitia, ada dugaan trotoar di masa lalu terlihat lebar karena posisi pagar lebih pendek. Kini, pagar ditinggikan sehingga ada kesan trotoar menjadi sempit.

“Kalau dulu mungkin bisa buat duduk-duduk atau berjualan. Sekarang jadi enggak bisa,” ujarnya.

Lurah Jebres, Sulistiarini, menerangkan posisi trotoar di depan RSUD dr. Moewardi memang seperti itu. Menurutnya, area itu dulunya kumuh. “Dulu malah banyak yang parkir mobil, motor dan PKL,” kata dia.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Hari Prihatno, selaku pengelola trotoar mengaku tidak dilibatkan dalam pembangunan pagar RS tersebut. Namun, dia segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataa Ruang (PUPR).

“Seharusnya kalau ada pembangunan sudah paham batas wilayahnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya