SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Infrastruktur Solo, DPU menyatakan 60 persen drainase di Kota Solo tak berfungsi maksimal.

Solopos.com, SOLO–Hampir 60% kondisi saluran drainase di Kota Bengawan tidak berfungsi maksimal. Setidaknya dana yang dibutuhkan untuk perbaikan drainase tersebut menelan anggaran Rp40 miliar lebih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang (Kabid) Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Solo, Arif Nurhadi, mengatakan drainase tak berfungsi maksimal karena beberapa faktor, salah satunya tingginya sedimentasi di dalam saluran tersebut. Rata-rata, Arif mengatakan fungsi drainase kota paling maksimal tinggal 50%. Kondisi ini membuat drainase tak berfungsi optimal. “Diperlukan perbaikan drainase, tapi anggaran yang ada terbatas,” kata Arif ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Senin (31/8/2015).

DPU, kata Arif, mengajukan anggaran Rp40 miliar pada APBD 2015 lalu untuk perbaikan drainase kota. Namun, pengajuan anggaran tersebut dipangkas menjadi Rp5 miliar. Dana Rp5 miliar diprioritaskan untuk perbaikan drainase yang kondisinya mendesak diperbaiki. Proyek tersebut meliputi perbaikan drainase di Jl. Sabang, Jl. Kyai Mojo, Bonoroto, Jl. Letjen Sutoyo, kawasan Tipes dan lain sebagainya. Selain itu dana digunakan untuk perbaikan talut ambrol, seperti Kali Pepe tepatnya belakang Koramil Sangkrah, belakang radio PTPN, serta pengerukan walet Kali Gajah Putih.

“Kita memamksimal musim kemarau untuk melaksanakan pekerjaan proyek itu, sehingga pas musim penghujan harapannya sudah mendekati selesai,” kata Arif.

Arif mengaku perbaikan drainase dilakukan bertahap karena keterbatasan anggaran. Idealnya, menurut Arif, pembersihan drainase dilakukan lima tahun sekali. Namun lagi-lagi, Arif menguraikan keterbatasan anggaran Pemkot untuk pemeliharaan maupun perbaikan drainase. Diakuinya, tak maksimalnya fungsi drainase kota sering menimbulkan genangan air di mana-mana. Terutama sesaat setelah diguyur hujan deras. Saat ini, DPU masih memprioritaskan perbaikan drainase primer serta beberapa drainase sekunder. Sedangkan drainase tersier atau berada di lingkungan perkampungan dan tepi jalan, menyerahkan kepada masyarakat setempat. “Kami harapkan keterlibatan warga melakukan pembenahan di drainasenya masing-masing,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya