SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan layang (JIBI/Bisnis/Dok)

Proyek pembangunan jalan layang di tanggul Bengawan Solo yang mencuat sejak 2014 lalu sampai kini masih mandek di FS.

Solopos.com, SOLO — Rencana pembangunan jalan lingkar dengan memanfaatkan tanggul Sungai Bengawan Solo terkatung-katung. Hingga kini belum ada kejelasan terkait rencana yang mencuat sejak 2014 silam tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPPD) Solo Ahyani mengatakan rencana pembangunan jalan alternatif dengan memanfaatkan tanggul Sungai Bengawan Solo masih sebatas penyusunan feasibility study (FS) atau studi kelayakan.

“Kami mengusulkan agar dibuat konstruksi di atas parapet Bengawan Solo dengan model elevated [jalan layang],” kata Ahyani ketika berbincang dengan wartawan di Balai Kota, Senin (26/2/2018).

Jalan alternatif yang diusulkan dibangun dengan memanfaatkan tanggul Sungai Bengawan Solo dari Jurug hingga Mojo dinilai bakal mampu menekan kepadatan lalu lintas di wilayah Solo bagian selatan. Rencana ini kemudian ditindaklanjuti dengan kajian kelayakan.

Hasil kajian kelayakan akan menjadi dasar dalam melangkah terkait pembangunan jalan alternatif tersebut. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut terkait rencana pembangunan jalan alternatif tersebut. “Sampai saat ini dokumen FS masih disimpan pemerintah pusat,” kata dia.

Baca:

Jalan alternatif dengan memanfaatkan tanggul dinilai mendesak direalisasikan. Model pembangunannya sesuai rencana tidak seperti jalan lingkar atau ring road yang lebar jalannya bisa mencapai 40 meter dan bisa dilewati kendaraan bertonase sampai 50 ton.

Jalan di atas tanggul ini dikonsep lebar jalan maksimal 10 meter dan tonase kendaraan di bawah 20 ton. “Tidak memungkinkan kalau dibangun seperti ring road. Jadi nanti dikonsep hanya kendaraan bertonase di bawah 20 ton,” katanya.

Namun, lantaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih berkonsentrasi menuntaskan penanganan banjir di Kota Solo dan sejumlah proyek lain, rencana pembangunan jalan alternatif tersebut sampai saat ini tertunda.

Pemkot Solo berencana mengajukan kembali pembangunan jalan alternatif tersebut ke pemerintah pusat. “Nanti kami usulkan lagi,” katanya.

Ahyani mengatakan dalam jangka panjang jalan itu dibutuhkan guna memecah kepadatan arus lalu lintas di kawasan Kota Solo. Apalagi ketiadaan jalan lingkar penghubung sisi timur dan selatan menyebabkan kendaraan berat melintas di beberapa ruas jalan utama yang juga menjadi jalan lingkar dalam (inner ring road).

Saat ini, ruas jalan yang digunakan sebagai inner ring road di antaranya Jl. Ir. Juanda, Jl. Kapten Mulyadi, Jl. Veteran, Jl. Bhayangkara, dan Jl. dr. Radjiman. Ruas jalan tersebut selalu dipadati berbagai kendaraan, termasuk kendaraan berat.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan akan meminta kembali bantuan pemerintah pusat maupun Provinsi Jawa Tengah untuk merealisasikan pembangunan jalan layang tanggul Bengawan Solo. Dibutuhkan anggaran besar untuk merealisasikannya. Konsepnya pembangunan jalan akan dibangun seperti jalan layang, yakni dengan tiang pancang sehingga tidak memakan tanggul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya