SOLOPOS.COM - Warga Desa Tegorejo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jateng, melakukan aksi penolakan atas disewakannya lapangan sepak bola kepada pihak swasta. (Facebook.com-Dhany W Eah)

Infrastruktur di Kendal berupa lapangan sepak bola yang disewakan ke pihak swasta memancing publik pengguna Internet (netizen) mencibir jajaran pemerintah.

Semarangpos.com, KENDAL – Lapangan sepak bola yang berada di Desa Tegorejo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng) yang disewakan kepada perusahaan swasta yang bergerak di bidang penyedia material bangunan menuai penolakan dari warga sekitar. Penolakan warga Tegorejo itu dibawa hingga ke dunia maya dan menjadi perbincangan hangat, khususnya di grup Facebook Liputan Kendal Terkini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah seorang member grup Facebook Liputan Kendal Terkini yang menggunakan akun Dhany W Eah mengunggah foto warga yang melakukan aksi penolakan tersebut ke dinding grup, Selasa (27/12/2016) siang. Ia juga menuliskan keluhannya dan menautkan kiriman tersebut dengan halaman Facebook resmi milik Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Dalam keterangan foto yang ia unggah, disebutkan bahwa menurutnya Bupati Kendal Mirna Annisa sudah tidak mampu mengatasi permasalahan tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa lapangan sepak bola itu sudah disewakan kepada pihak swasta oleh camat dan kepala desa setempat. Ia menautkan kiriman itu dengan halaman Facebook resmi milik Ganjar dengan tujuan agar sang kepala daerah dapat mengatasi permasalahan infrastruktur di Kendal itu.

Kiriman itu lantas menuai respons dari beberapa member grup. Sejumlah member grup bahkan mencibir jajaran pemerintah setempat, dari kepala desa hingga bupati. “Bupati gemblung,” tulis pengguna akun Mohamad Djadid dalam kolom komentar.

Para member grup Facebook Liputan Kendal Terkini juga mengungkapkan rasa curiga mereka terhadap tujuan disewakannya lapangan sepak bola itu kepada pihak swasta. Bahkan sebagian member menduga ada indikasi korupsi dibalik disewakannya lapangan sepak bola tersebut.

Netizen member grup tersebut juga mengungkapkan rasa kecewa mereka atas disewakannya lapangan sepak bola itu. Selain aktifitas masyarakat seperti upacara, olahraga, dan lainnya menjadi terhambat, aktivitas perusahaan swasta yang bergerak dibidang penyediaan material bangunan itu sangat mengganggu karena suara keras aktivitas menaik turunkan material dari dan ke dalam bak truk. Terlebih lagi, lapangan sepak bola yang disewakan itu terletak di tengah permukiman warga dan di dekat Puskesmas.

Di tengah-tengah komentar netizen member grup yang mencibir dan mengeluh, pengguna akun Misbahkhodin Syam menyarankan agar semua masyarakat Desa Tegorejo untuk menenangkan diri dan mencari titik terang dengan berdiskusi bersama jajaran pemerintah setempat. “Di selidiki sek, gek2 duite gawe mbangun deso trs wes rembukan karo aparat desa, malah jd pencemaran nama baik, kasusssss nek ngono [Diselidiki dahulu, mungkin uang hasil penyewaan lapangan digunakan untuk membangun infrastruktur lain di desa dan sudah dimusyawarahkan dengan aparat desa. Bisa jadi pencemaran nama baik jika tidak didiskusikan],” tulisnya dalam kolom komentar. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya