SOLOPOS.COM - Petugas operasional Waduk Lalung, Karanganyar, menyedot air di saluran dekat lokasi longsor tanggul waduk, Kamis (9/2/2017). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Karanganyar, warga Kelurahan Lalung khawatir dengan kondisi tanggul Waduk Lalung yang longsor.

Solopos.com, KARANGANYAR — Warga RW 004 Kelurahan Lalung, Karanganyar, khawatir tragedi jebolnya tanggul Situ Gintung di Tangerang, beberapa tahun lalu, terulang di wilayah mereka menyusul longsornya tanggul Waduk Lalung sepanjang lebih kurang 30 meter.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Longsor tanggul itu terjadi pada Selasa (7/2/2017) sore akibat derasnya guyuran hujan saat itu. “Warga takut musibah Situ Gintung terulang. Warga resah, dan bersiaga. Apalagi jarak permukiman warga dengan titik longsor hanya 200 meter,” ujar Ketua RW 004, Joko Widodo, Kamis (9/2/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia meminta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) segera memperbaiki tanggul yang longsor. Intensitas hujan beberapa pekan terakhir sangat tinggi. “Di RW 004 Lalung tercatat ada 153 keluarga. Tolong cepat diperbaiki [tanggul longsor],” imbuh dia.

Joko mengakui warga tidak tahu kondisi tanggul yang longsor masih kuat menahan tekanan air atau tidak. Yang pasti, menurut dia, warga tidak ingin tanggul jebol dan mengancam keselamatan mereka. BBWSBS diminta memperkuat tanggul tersebut.

Sementara itu, tim Bidang Sumber Daya Alam (SDA) DPU Karanganyar mengecek lokasi tanggul Waduk Lalung yang longsor, Kamis. Rombongan dipimpin Kabid SDA DPU Karanganyar, Joko Purnomo. Mereka melihat langsung upaya penanganan tanggul waduk yang longsor.

Saat diwawancarai Solopos.com di lokasi longsor, Purnomo berharap tanggul itu segera diperbaiki dan diperkuat. Sebelumnya, menurut dia, DPU sudah melaporkan longsornya tanggul itu ke BBWSBS. “Kasihan warga yang tinggal di dekat lokasi longsor,” tutur dia.

Purnomo menjelaskan curah hujan beberapa hari terakhir terbilang sangat tinggi, mencapai 200 mm/jam. Kondisi tersebut bisa memicu terjadinya longsor susulan di tanggul waduk. “Kewenangan kami sebatas melaporkan kejadian ini ke BBWSBS,” kata dia.

Purnomo berharap segera ada sosialisasi kepada warga ihwal kondisi terkini waduk. Koordinator Lapangan Pengawasan Waduk dan Bendung di Sragen dan Karanganyar, Sajiyo, saat ditemui Solopos.com mengatakan kali pertama ada retakan di tanggul waduk itu pada 2 Februari 2017.

Saat itu juga sudah ada laporan kepada pejabat BBWSBS. “Saat itu sudah saya laporkan ke pejabat di atas saya,” ujar dia.

Lalu terjadilah longsor di sekitar retakan tanah pada Selasa. Keesokan harinya pejabat BBWSBS mengecek kondisi longsor.

Menurut dia, pemasangan batang-batang bambu di lokasi longsor merupakan langkah penanganan sementara. Tujuannya tanggul yang longsor tidak semakin parah. “Bahaya atau tidak itu relatif kok. Silakan ke kantor untuk lebih jelasnya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya