SOLOPOS.COM - Jembatan penghubung antardusun dan kecamatan di Dusun Krajan, Koripan, Matesih, rawan roboh karena pilar penyangga bagian tengah jembatan sudah roboh dan tembok yang menyangga pada ujung 0jembatan sudah lapuk. Foto diambil Rabu (5/10/2016). (Istimewa/Dokumentasi Wakil Bupati Karanganyar)

Infrastruktur Karanganyar, jembatan di Dusun Krajan, Desa Koripan, Matesih, rawan ambrol.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar akan memprioritaskan pembangunan jembatan di Dusun Krajan, Desa Koripan, Matesih. Jembatan tersebut rusak dan rawan ambrol.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, saat memberikan sambutan pada acara peletakan batu pertama pekerjaan peningkatan jalan dari Matesih ke Tawangmangu, Rabu (5/10/2016), menyampaikan keprihatinannya melihat kondisi jembatan tersebut.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, penyangga bagian tengah jembatan sudah ambrol. Jembatan masih dapat dilewati karena dua tembok menyangga di kedua ujungnya.

Namun, konstruksi jembatan tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan berat. Pemerintah desa sudah memasang rambu-rambu berisi imbauan agar kendaraan roda empat tidak melintas.

Jembatan itu menghubungkan antardusun di Desa Koripan dan merupakan akses warga dari Desa Wukirsawit, Jatiyoso, ke Matesih, serta warga Desa Tunggulrejo, Jumantono, ke Matesih dan sekitarnya.

Orang nomor satu di Pemkab Karanganyar itu berharap pemerintah desa mengambil tindakan tertentu sebelum jembatan itu ambrol. “Bagaimana caranya supaya bisa bertahan selama 3-4 bulan itu tidak ambrol. Itu kalau enggak hati-hati bisa ambrol. Diganjal dulu. Kalau dibangun langsung semuanya bisa menghabiskan dana di atas Rp1 miliar. Awal 2017 akan menjadi prioritas,” kata Yuli, sapaan akrabnya.

Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, sempat menjajal melintasi jembatan itu. Dia kaget saat salah satu anggota rombongan yang mengecek jembatan itu melompat-lompat.

“Jembatannya goyang-goyang ndul-ndul. Itu enggak layak dilewati mobil. Kalau sepeda motor masih memungkinkan,” tutur Rohadi.

Camat Matesih, Sri Suboko, menyampaikan tiang penyangga bagian tengah jembatan sepanjang 12 meter itu sudah ambrol sejak 4-5 bulan yang lalu. Selain itu, kondisi tanah di sekitar jembatan itu bergerak perlahan-lahan.

“Kondisi tembok penyangga di bagian tepi itu juga sudah rapuh. Sudah lama banget. Kami pasang rambu-rambu supaya pengendara mobil enggak lewat situ. Itu menghubungkan antardusun di Koripan, jalur alternatif dari dan ke Jatiyoso dan Jumantono,” ungkap Sri Suboko, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (6/10/2016).

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar, Darmanto, siap membantu pemerintah desa dalam hal teknis. Darmanto mengakui kondisi jembatan itu rawan ambrol karena tiang penyangga bagian tengah sudah rusak.

“Itu jembatan desa. Kami siap dimintai bantuan teknis. Itu memang membahayakan kalau dilewati kendaraan roda empat,” ujar dia.

Namun, Darmanto tidak dapat memberikan penjelasan detail tentang pembiayaan. Salah satu alasannya jembatan itu milik desa.

Pemkab dapat membantu membangun jembatan itu menggunakan alokasi dana bantuan keuangan. Solusi lainnya adalah pengalihan aset dari desa menjadi milik kabupaten.

“Bisa pakai APBD tapi harus menjadi aset pemerintah kabupaten. Itu salah satu cara meringankan beban desa. Sebetulnya kami sedang memproses sejumlah jalan desa menjadi jalan kabupaten. Lokasinya mana saja sedang dicek Pak Kepala Dinas [DPU],” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya