SOLOPOS.COM - Seorang anak bersepeda melewati jembatan penghubung antara Desa Kadokan dengan Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Minggu (4/10/2015). Kondisi jembatan butuh perhatian serius intansi terkait lantaran berlubang dan rapuh. (JIBI/Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Infrastruktur desa berupa jembatan penghubung Desa Kadokan dengan Desa Grogol, Kecamatan Grogol dinilai rawan ambrol. 

Solopos.com, SUKOHARJO –Sejumlah warga di Desa Grogol meminta instansi terkait segera memperbaiki jembatan penghubung antardesa yang rusak. Dikhawatirkan jembatan ambrol yang mengakibatkan akses penghubung antardesa terputus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan solopos.com, Minggu (4/10/2015), menyebutkan kondisi jembatan sepanjang lebih dari 10 meter cukup memprihantinkan. Jembatan itu menghubungkan antara Desa Kadokan dengan Desa Grogol, Kecamatan Grogol. Beberapa sisi badan jembatan yang terbuat dari cor semen berlubang.

Lubang jembatan ditambal dengan batangan kayu agar tetap bisa dilewati para pengendara sepeda motor. Sementara pagar jembatan terbuat dari besi yang kondisinya usang dan berkarat. Di sekitar sungai terdapat sampah rumah tangga terutama plastik.

Ketua RT 004/RW 002, Dusun Grogol, Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Sutarto, mengatakan jembatan itu berada tepat di atas anak Sungai Bengawan Solo. Namun tak ada lagi air yang mengalir di sungai sejak lima tahun lalu. Menurut dia, jembatan penghubung antardesa itu rusak selama beberapa tahun terakhir.

“Pengendara sepeda motor harus berjalan pelan-pelan saat melewati jembatan. Banyak lubang dan kondisi jembatan sangat rapuh sehingga mudah ambrol,” kata dia saat ditemui solopos.com, Minggu.

Menurut dia, jembatan itu merupakan kerap dilewati warga Desa Kadokan yang berdomisili di sebelah timur sungai. Mereka melewati jembatan untuk menuju Solo Baru atau Kota Sukoharjo. Ada sekitar tujuh keluarga yang berdomisili di sebelah timur sungai.

Selain itu, jembatan itu menjadi akses utama para murid dan guru SDN Kadokan 2 lokasi dua yang berada di pinggir tanggul Sungai Bengawan Solo. Mereka melewati jembatan itu saban hari. “Anak-anak sekolah juga sering melewati jembatan itu setiap pagi hari. Ada yang menggunakan sepeda, ada juga yang diantar oleh orangtuanya menggunakan sepeda motor,” ujar dia.

Selama ini, lubang jembatan hanya ditambal menggunakan batang kayu oleh warga setempat. Bisa jadi jumlah lubang jembatan bakal bertambah lantaran kondisi cor beton keropos dan retak.

Kondisi ini bisa bertambah parah saat turun hujan dengan intensitas tinggi. Kondisi cor beton sangat licin sehingga mengganggu para pengendara sepeda motor.

Di sisi lain, Kepala Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Kristin Ary Supadmi, mengungkapkan jembatan penghubung antar desa itu butuh perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo.

Tak sedikit warga yang melewati jembatan itu mulai pagi hingga malam hari. Dia berharap instansi terkait segera merespons dengan memperbaiki jembatan agar lebih kuat dan kokoh.

“Kasihan warga yang melewati jembatan saat malam hari. Mereka harus ekstra hati-hati saat melewati jembatan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya