SOLOPOS.COM - Kerusakan pada Jl.Randusari-Kopen ruas Sudimoro-Nepen. Jalan yang baru dicor beton tahun lalu mulai rusak. Foto diambil Selasa (5/4/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kerusakan infrastruktur Boyolali, baru selesai dikerjakan tahun lalu, jalan Sudimoro-Nepen mulai mengalami kerusakan.

Solopos.com, BOYOLALI–Jalan raya Randusari-Kopen, Teras, Boyolali,yang baru dicor beton tahun lalu mulai rusak. Kerusakan paling banyak terjadi di ruas jalan pertigaan Sudimoro hingga perbatasan Desa Nepen. Jalan yang selesai dibangun akhir tahun lalu dan belum sempat diaspal sudah mengelupas dan retak-retak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diketahui, pada anggaran 2015 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menggelontor Rp2,26 miliar ditambah anggaran perubahan senilai Rp1,96 miliar untuk memperbaiki sekitar lima ruas jalan di jalan raya Randusari-Kopen. Ruas jalan itu antara lain sebagian jalan di Randusari, jalan depan pabrik So Good, Sudimoro-Nepen, depan Pasar Lebak Nepen, dan sebagian ruas jalan Kopen-Beji. Di beberapa ruas jalan yang di-rigid beton, sedikitnya ada belasan titik yang mulai rusak. Ruas jalan yang rusak sudah diberi tanda dengan cat pilok warna putih.

Proyek perbaikan infrastruktur itu masih dalam tahap pemeliharaan. Dari catatan Solopos.com, pelaksana proyek jalan Randusari-Kopen adalah CV Muara Kencana. “Ya, jadi masih tanggung jawab kontraktor,” kata Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali, Nyoto Widodo, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (6/4/2016).

Nyoto membenarkan cor beton di jalan raya Randusari-Kopen mulai rusak. DPU dan ESDM Boyolali bahkan sudah memanggil kontraktor agar menambal dan memperbaiki kembali kerusakan pada jalan tersebut. “Nilai kerusakan di beberapa lokasi itu hanya berkisar Rp27,5 juta. Sebenarnya kami sudah minta kontraktor agar bisa diperbaiki sejak pekan kemarin tetapi karena ada kendala material kemungkinan dalam waktu dekat ini baru bisa dikerjakan. Yang jelas kami minta kepada pelaksana proyek segera memperbaikinya.”
Menurut Nyoto, kerusakan terjadi karena jalur alternatif Boyolali-Klaten itu mulai sering dilewati truk yang bermuatan melebihi tonase. “Jadi karena faktor pengguna jalan.”

Selain truk pasir, jalur tersebut juga sering dilewati truk tronton yang masuk ke pabrik-pabrik di wilayah tersebut. DPU dan ESDM bahkan sudah menyampaikan masalah ini ke Pemerintah Provinsi Jateng bahwa aktivitas penambangan harus ditata dan ditertibkan karena sudah banyak merusak aset jalan milik kabupaten.

“Meskipun sudah dicor beton, namun jalan itu adalah jalan kelas III jadi tonase maksimal hanya 8 ton. Sekarang, banyak truk pasir dan truk besar lainnya mengangut muatan hingga 18 ton. Belum apa-apa jalan sudah mengelupas,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya