SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Mahardini Nur Afifah/JIBI/SOLOPOS)

Infrastruktur Boyolali mendapat ujian di musim hujan ini. Sebuah jembatan batu bata ambrol diterjang arus sungai.

Solopos.com, BOYOLALI — Jembatan Kali Putih selebar 3 meter dengan panjang 10 meter yang menghubungkan Dukuh Santren, Desa Mojolegi, dengan Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Boyolali, ambrol, Sabtu (31/1/2015) sore.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akibat ambrolnya jembatan Kali Putih, jalan utama dari Desa Mojolegi menuju Desa Tawangsari hingga Desa Brajan Kecamatan Mojosongo, terputus. Dari pantauan Solopos.com di lokasi, Minggu (1/2/2015), puing-puing jembatan rontok ke permukaan sungai sedalam 10 meter.

Warga setempat langsung menutup ruas jalan menuju jembatan. Banyak pengendara yang kecele. Warga Desa Mojolegi yang ingin menuju Desa Tawangsari atau Desa Brajan harus memutar kurang lebih 7 km atau harus kembali melalui jalan raya dan mengambil rute Tlatar-Simo.

Dari informasi yang dihimpun Solopos.com, Kali Putih sempat banjir pada Sabtu sore sebelum jembatan itu ambruk. Kebetulan, hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama hampir lima jam. Jembatan yang konstruksinya terbuat dari batu bata tersebut ambrol.

Salah seorang warga Dukuh Santren, Joko Pamilih, 65, memperkirakan jembatan ambruk karena tak kuat menahan arus. Menurut dia, kerusakan jembatan sudah diketahui sejak lama. Warga melihat muncul retakan di beberapa bagian jembatan.

“Sudah sejak lama retakan-retakan muncul di beberapa bagian jembatan, seperti di kaki jembatan dan sisi pengaman jembatan. Kemarin sungainya banjir dan meluap cukup tinggi dan mungkin menggerus badan jembatan,” kata Joko saat ditemui Solopos.com, Minggu.

Warga Dukuh Kalicebong, Desa Krasak, Kecamatan Teras, Sukisno, 55, mengaku kecewa karena satu-satunya jalur alternatif itu putus akibat jembatan ambrol. Dia tiap hari melintasi jembatan tersebut. Dia menyesalkan karena sebelumnya tidak pernah ada perbaikan dan perawatan jembatan yang konon dibangun sejak zaman Belanda.

“Kalau jalurnya putus, harus lewat jalur Kragilan-Simo, atau jalur menuju Tlatar. Kalau biasanya hanya dua kilometer, sekarang bisa sampai tujuh kilometer.” Dia berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut.

Kepala Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Yayuk Tutik Supriyanti, membenarkan bahwa sebelumnya sudah retakan-retakan pada badan dan pondasi jembatan. Agenda perbaikan jembatan, menurut dia, baru saja dibahas pada Musrenbangdes tahun ini. “Tapi sudah ambrol duluan. Kami juga berharap segera diperbaiki.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya