SOLOPOS.COM - Harian Jogja/Arief Junianto Salah satu bagian dari Bendung Kamijoro yang direhab, Jumat (9/6).

Infrastruktur Bantul untuk pengerjaan saluran irigasi dianggarkan miliaran rupiah

Harianjogja.com, BANTUL — Kendati dipastikan molor, pengerjaan saluran irigasi di Bendung Kamijoro, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan dipastikan tak ganggu sistem irigasi. Seperti diketahui, Bendung Kamijoro yang memiliki panjang aliran hingga 69 kilometer dengan setidaknya 105 titik pintu air kini memang tengah direnovasi. Tak tanggung-tanggung, anggaran yang disiapkan untuk rehab bendungan itu mencapai Rp217 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dibenarkan Kepala Seksi Pengelolaan Jaringan Irigasi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul Yitno, pihak Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) memang sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada Pemkab Bantul terkait dengan perpanjangan masa rehab yang seharusnya sudah rampung sejak Mei 2017 tersebut.

Awalnya memang sempat muncul kekhawatiran, keterlambatan pengerjaan tersebut akan mengganggu sistem irigasi lahan-lahan yang selama ini ditopang oleh aliran air dari Bendung Kamijoro. Namun setelah berkoordinasi dengan pihak Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A), pihaknya berkesimpulan bahwa pembangunan Bendung Kamijoro tak begitu berdampak pada sistem irigasi.

Yitno menjelaskan, persoalan irigasi di lahan-lahan tersebut sejauh ini masih tertopang oleh air yang berasal dari sistem irigasi yang berada di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak. Ia menjelaskan, selama ini sebanyak 2.300 lahan persawahan yang terbentang di 11 desa dari 4 kecamatan, yakni Pandak, Kretek, Srandakan, dan Sanden memang tergantung pada aliran air dari bendung tersebut.

“Sebenarnya tak perlu ada yang dikhawatirkan. Ibarat Bendung Kamijoro tak diaktifkan saja, Bendung Pijenan masih cukup bisa jadi solusi. Hanya saja, air di Sungai Progo memang tak pernah kering sepanjang tahun, sedangkan Sungai Bedog [Bendung Pijenan] kan bisa mengering,” kata Yitno.

Sebelumnya, Kepala BBWSSO DIY Tri Bayu Aji sempat menjelaskan anggaran Rp127 miliar itu rencananya akan dibaginya menjadi tiga tahap pengerjaan selama tiga tahun (2016-2018). Nilai kontrak pada 2016 sebesar Rp30 miliar, kontrak 2017 sebesar Rp100 miliar, dan sisanya akan diberikan pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya