SOLOPOS.COM - ilustrasi mudik lebaran sebelum pandemi. (dok-Solopos.com)

Info mudik penjualan tiket bus arus balik di terminal lesu.

Solopos.com, SOLO-Tren penurunan penggunaan bus sebagai angkutan mudik berlanjut di arus balik. Hingga H+2 atau Senin (20/7/2015), penjualan tiket baru mencapai 50%. Hal ini kontras dibanding arus balik tahun lalu di mana tiket sudah ludes sejak H+1.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Himpunan Agen Bus Malam (Habma) Terminal Tirtonadi, A. Choliq, mengatakan belum ada penjualan tiket bus yang menonjol untuk arus balik tahun ini. Menurutnya tidak ada peningkatan yang signifikan dibanding penjualan tiket pada hari biasa.

“Kalau ditaksir mungkin baru 50% kursi yang terisi. Padahal tahun lalu sejak H+1 kami sudah nolak-nolak penumpang,” ujarnya saat ditemui solopos.com di terminal setempat, Senin.

Choliq mengatakan pemesanan tiket cenderung hanya terpusat pada Kamis (23/7) dan Sabtu (25/7) atau H+5 dan H+7. Jadwal pemberangkatan pada hari padat ini pun belum sepenuhnya terisi. Sedangkan di hari lain, Choliq menyebut kursi masih banyak yang kosong. “Rata-rata pemudik mencari bus arah barat seperti Jakarta dan Sumatra,” ucap agen bus Mulyo Indah tersebut.

Pantauan solopos.com, rata-rata agen bus menerapkan tarif cukup tinggi untuk tiket arus balik. Untuk bus eksekutif jurusan Solo-Jakarta atau Solo-Surabaya, tiket dipatok minimal Rp400.000. Pada hari biasa tiket berkisar Rp230.000-Rp250.000. Bus VIP dipatok di atas Rp300.000 dari yang sebelumnya Rp200.000-an.

Sementara bus ekonomi mengalami kenaikan Rp10.000-Rp20.000 per penumpang. Adapun bus patas jurusan Jawa Timur berkisar Rp105.000-Rp120.000. “Sebenarnya harga masih bersaing. Mungkin faktor kenyamanan yang menjadi pemicu bus ditinggalkan. Apalagi sekarang masih banyak titik macet di jalur darat,” terang Choliq.

Pengurus Himpunan Bus Antarkota (Hibak) Terminal Tirtonadi, Agung, mengatakan ada penurunan penjualan tiket sekitar 25% dibanding arus balik tahun 2014. Melejitnya moda kereta dan beban ekonomi menurut dia menjadi faktor utama penurunan penumpang bus.

“Mungkin pada nyimpan uang untuk biaya sekolah anak,” tutur agen bus jurusan Solo-Purwokerto itu.

Namun demikian, ada beberapa tiket pemberangkatan bus antarkota yang ludes seperti Rabu (22/7) dan Kamis (23/7). Tiket habis sejak Senin (21/7). Kepala UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, mengatakan terus memantau penerapan tarif bus agar tidak terjadi permainan harga. Eko menegaskan bus ekonomi wajib memberlakukan tarif batas bawah dan atas sebesar Rp104/km/penumpang dan Rp169/km/penumpang.

“Untuk bus eksekutif lebih ke mekanisme pasar. Namun kami tetap mengawasi agar tidak dijual ugal-ugalan, sampai Rp500.000 misalnya,” kata dia.

Eko mendorong pemudik tak ragu melaporkan agen bus yang sembarangan menerapkan tarif. Menurut Eko seluruh personel yang bertugas siap mewadahi aspirasi pengunjung terminal. “Kami sengaja meniadakan layanan terpusat agar lebih cepat merespons keluhan pemudik,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya