SOLOPOS.COM - Kondisi lalu lintasi di simpang empat Gemolong tepatnya dari arah Salatiga atau Karanggede padat merayap pada H+1 Lebaran, Kamis (7/7/2016). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Info mudik 2016, lalu lintas di simpang empat Gemolong padat merayap

Solopos.com, SRAGEN–Kondisi lalu lintas di simpang empat Gemolong pada H+1 Lebaran, Kamis (7/7/2016), padat merayap karena jalur alternatif kerap diabaikan pengguna jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di lokasi, dua jalur alternatif disiapkan untuk memecah kepadatan lalin di simpang empat Gemolong. Namun, salah satu jalur alternatif untuk pengguna jalan dari arah Salatiga atau Karanggede kerap diabaikan. Meski sudah ada rambu-rambu atau papan penunjuk arah yang terpasang di kawasan Kwangen itu kerap diabaikan pengguna jalan. Seorang sukarelawan pengatur lalu lintas yang berjaga di lokasi tak kuasa menahan kendaraan supaya tidak melewati simpang empat Gemolong.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara itu, sejumlah aparat dari Satlantas Polres Sragen dikerahkan untuk memberlakukan jalur buka tutup di simpang empat Gemolong. Secara bergantian mereka mempersilakan jalan kendaraan dari empat penjuru. Tumpukan kendaraan paling banyak terlihat dari arah Salatiga atau Karanggede. Panjang antrean kendaraan mencapai sekitar 1 km. Mereka baru bisa jalan setelah menunggu sekitar 10 menit. Lamanya antrean kendaraan membuat kesabaran pengguna jalan diuji. Bunyi klakson saling bersahutan di antara tumpukan kendaraan.

“Kalau lewat jalur alternatif kejauahan karena harus memutar arah. Tapi, kalau tahu antrean kendaraan bakal seperti ini, lebih baik tadi saya lewat jalur alternatif saja,” kata Muslih, 40, pengguna jalan yang melaju dari arah Salatiga kala berbincang dengan Solopos.com di lokasi.

Ketua Pos Pengamanan (Pospam) Operasi Ramadniya 2016, Iptu Mashadi, mengakui kesadaran pemudik untuk memanfaatkan jalur alternatif di Gemolong masih rendah. Dia mengakui tahun lalu jalur alternatif untuk memecah kepadatan lalu lintas di simpang empat Gemolong memang masih rusak parah. Namun, kini jalur alternatif itu sudah diperbaiki.

Dia menyadari melewati jalur alternatif memang sedikit lebih jauh daripada melewati jalur utama. Akan tetapi, hal itu tidak menjadi pembenar bagi pemudik untuk mengabaikan jalur alternatif.

“Rambu-rambu sudah dipasang. Relawan sudah disiagakan. Kalau nekat mengabaikan jalur alternatif, itu tergantung kesadaran pemudik,” kata Mashadi.

Mashadi mengakui kepadatan lalu lintas pada H+1 Lebaran ini cukup tinggi. Ini karena para pemudik sudah mulai keluar rumah untuk merayakan Lebaran bersama keluarga dengan bepergian. Menurutnya, kondisi tak jauh beda juga terjadi di kawasan Kota Sragen.

“Di Kota Sragen, kepadatan lalu lintas itu dipengaruhi adanya penyempitan jalan di kawasan Pilangsari dan Gambiran. Kondisi lalu lintas hari ini [kemarin] pada umumnya padat merayap. Namun, semua masih bisa dikendalikan,” jelas Mashadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya