SOLOPOS.COM - Kemacetan pantura di kawasan perbatasan Tegal-Brebes, Selasa (14/7/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Oky Lukmansyah/dok)

Info mudik 2016 kali ini pemerintah mengaku salah memprediksi kemacetan.

Solopos.com, JAKARTA – Mudik lebaran 2016 menyisakan cerita duka dengan meninggalnya 12 warga di jalan saat macet terjadi. Pemerintah meminta maaf dan mengakui salah prediksi soal jalur mudik lebaran 2016.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi pikiran kita, ‘mesti [ada] jalan tol nih’. Jadi double itu kan, cuti tetap ada, tapi ini justru jalan tol itu meningkatkan minat masyarakat untuk naik mobil [pribadi],” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, seperti dilansir detikcom, Selasa (12/7/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

JK mengakui di tahun 2005 dirinya mengusulkan pelaksanaan cuti bersama 9 hari dengan tujuan masyarakat dapat memanfaatkan waktu untuk mudik sehingga tidak menimbulkan macet. Namun seiring berkembangnya pendapatan masyarakat, maka semakin tinggi juga kepemilikan kendaraan pribadi.

“Kita terlalu yakin dengan jalan tol itu. Semua orang yakin, akhirnya bertumpuklah itu. Mulailah yang golongan bawah punya sepeda motor dan mobil yang menengah. Nah, macetnya di jalan sudah. Karena makin banyak punya mobil. Tapi pendapatan masyarakat makin tinggi, makin banyak mobil,” terangnya.

Pada rapat kabinet jelang lebaran, ada berbagai usulan soal antisipasi macet mudik. Mulai dari pembebasan jalan tol hingga penjualan karcis tol tempat umum. JK menghitung setiap orang membutuhkan waktu 15 detik untuk membayar tol. Jika ada 1 juta pemudik di jalan maka akan ada 15 juta detik terpakai hanya untuk bayar tol.

“Berapa waktu dihemat kalau tinggal lempar aja tuh karcis. Tapi tidak dilakukan juga,” ucapnya.

Usulan lainnya adalah pembagian waktu mudik berdasarkan pelat kendaraan yang dibagi dua yaitu ganjil dan genap. “Cuma kita optimistis terlalu yakin bahwa jalan tol ini membantu. Ternyata orang berpikiran sama. Terjadilah musibah ini,” kata JK.

“Jadi pertama, pemerintah minta maaf, menyesalkan ini semua. Saya kira sudah beberapa pejabat minta maaf. Bahwa Pemerintah sudah berusaha melayani sebaik-baiknya dan masyarakat yakin akan itu tetapi semua orang terlalu yakin,” tambahnya.

JK menambahkan, setiap orang bertanggungjawab atas kejadian tersebut.

“Tapi tanggung jawab dengan bersalah kan berbeda kan. Kita harus tanggung jawab yang terbaik, coba apa? Sudah diperpanjang libur, sudah dibikinkan tol. Yang kita buat adalah suatu kepastian rekayasa jalanan. Kita menyesalkan pasti. Ini yang penting tahun depan harus diatur lebih baik lagi,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya