SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Inflasi Solo, harga cabai dan daging ayam perlu diwaspadai karena menunjukkan tren naik.

Solopos.com, SOLO — Solo mengalami deflasi 0,10% pada Oktober 2016 karena adanya penurunan harga di kelompok inti dan volatile food.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, harga cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras perlu diwaspadai karena menunjukkan adanya kenaikan pada pekan ini.

Kepala Badan Pusat Stastistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat Susanto, mengatakan dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga di antaranya mengalami penurunan harga dan satu stagnan.

Dia menjelaskan kelompok bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau serta transportasi, komunikasi, dan transportasi mengalami penurunan harga.

“Kelompok bahan makanan penyumbang deflasi paling tinggi sehingga Solo mengalami deflasi 0,10% dari sebelumnya 0,06% pada September,” ujar dia kepada wartawan, Selasa (1/11/2016).

Dia menyebutkan dari 363 komoditas, 67 komoditas mengalami kenaikan harga, seperti cabai merah, tarif listrik, cabai rawit, bayam, dan sawi hijau. Komoditas yang mengalami penurunan harga lebih sedikit, yakni hanya 57 komoditas, di antaranya bawang,  merah, tarif pulsa ponsel, kentang, minyak goreng, dan gula pasir.

Kondisi Solo yang mengalami deflasi ini menempatkan Solo di posisi pertama karena lima kota lainya mengalami inflasi 0,02% hingga 0,22%. Capaian ini membuat inflasi di Solo sebesar 1,24% year to date (ytd) dan menempati posisi ke-19 dari 82 kota dengan inflasi terendah.

Sementara itu, hingga Oktober tercatat inflasi Solo sebesar 2,56% year on year (yoy). Oleh karena itu, Bagus mengatakan hingga akhir tahun target inflasi 4% plus minus satu bisa tercapai.

Hal ini mengingat meski akhir tahun biasanya permintaan tinggi dan berpengaruh terhadap inflasi. Namun, penambahan inflasi dinilai tidak akan signifikan.

Pasokan beras hingga saat ini juga masih aman, yakni 50.000 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga tujuh bulan ke depan. Selain itu, penyerapan juga terus dilakukan dengan rata-rata 200 ton-250 ton per hari.  Penyerapan beras saat ini tidak banyak karena belum musim panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya