SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Gejolak bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu tidak berdampak pada inflasi Solo, Agustus 2014 lalu. Hal tersebut lantaran pembatasan kuota BBM bersubsidi hanya dilakukan sekitar sepekan sehingga tidak berdampak besar pada harga komoditas.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, R. Bagus Rahmat, menuturkan meski terjadi kelangkaan BBM beberapa waktu lalu, harga-harga cenderung normal, bahkan beberapa di antaranya turun. Pembatasan solar sejauh ini juga tidak memberi pengaruh apapun karena masyarakat tetap bisa memperoleh solar dengan mudah meski beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) membatasi waktu penjualannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia menjelaskan yang memberi andil paling besar pada inflasi kali ini adalah biaya sekolah dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi (PT). Hal ini karena pada Agustus, sudah ada kesepakatan antara komite dan orang tua terkait biaya sekolah.

Bagus memaparkan kenaikan biaya sekolah tersebut kisaran 5% hingga hampir 10%. “Inflasi Agustus sebesar 0,46%, turun jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,59%,” papar Bagus saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (1/9/2014).

Pihaknya mencatat, terjadi perubahan harga 3,7% untuk sektor pendidikan, rekreasi, dan olahraga sehingga memberi andil inflasi 0,4%. Penyumbang inflasi berikutnya adalah sektor perumahan yang harganya naik 1,1% dengan andil 0,3%. Menurut dia, kenaikan harga bahan bangunan seperti pasir dan besi beton menjadi pemicu naiknya harga dari sektor tersebut.

Masa balik Lebaran yang panjang juga menjadi penyebab inflasi kali ini. Bagus menjelaskan selama arus balik Lebaran lalu, harga tiket transportasi umum, seperti bus, kereta, pesawat bahkan rental mobil meningkat dan terjadi hingga Agustus. Oleh karena itu, sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami perubahan harga sekitar 0,17% dan menyumbang inflasi 0,03%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Ismet Inono, menuturkan pada bulan ini ada sumbangan inflasi dari kenaikan tarif listrik. Sedangkan untuk bahan makanan pokok atau volatile food, harganya cenderung turun.

Bagus menuturkan barang kebutuhan pokok, seperti bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras dan minyak goreng pada bulan lalu harganya turun sehingga memicu deflasi. Capaian inflasi tersebut menempatkan Solo menjadi urutan ketiga inflasi paling rendah di Jateng setelah Semarang dan Purwokerto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya