SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (academyft.com)

Inflasi Jatim, khususnya di Malang, diyakini masih bisa di bawah 3,5%.

Madiunpos.com, MALANG — Bank Indonesia Malang optimistis target inflasi 2015 bisa mencapai di bawah 3,5% dengan melihat pencapaian inflasi sampai Oktober serta perkiraaan harga-harga komoditas pada dua bulan terakhir  yang cenderung stabil. Inflasi provinsi dan empat kota pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim kini telah deflasi karena rendahnya daya beli konsumen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Dudi Herawadi mengatakan dengan inflasi secara year to date (y-t-d) di Kota Malang yang  sebesar  2,24%, maka realisasi inflasi di bawah 3,5% sampai akhir tahun masih sangat memungkinkan.

“Apalagi volatile food relatif aman, bahkan mengarah ke deflasi. Administered price juga terjaga,” ujarnya di Malang, Rabu (4/11/2015).

Karena itulah, pada periode dua bulan ke depan, tampaknya normal kecuali hanya tiket moda transportasi khusus di Desember 2015. Harga beras, kata dia, berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Provinsi Jatim diperkirakan stabil karena stok mencukupi meski ada even  Natal dan Tahun Baru.

Pada Natal dan Tahun Baru yang dikhawatirkan ada kenaikan justru tiket pesawat dan kereta api. Beberapa komoditas yang cenderung naik ke depan adalah sayur-mayur, daging, dan telur.

Siapkan Beras Premium
Terkait dengan kekhawatiran bahwa harga beras naik karena pada panen pada musim tanam musim kemarau II diperkirakan tidak banyak, menurut Dudi, stabilisasi harga Bulog mestinya akan dilakukan apabila ada perkembangan yang tidak normal.

Gubernur Jatim Soekarwo dalam suatu kesempatan di Malang menegaskan beras IR 64 sampai dengan akhir pekan lalu stabil di angka Rp9.500/kg, namun beras mentik dan bengawan justru cenderung naik meski tipis.

Kepala Bulog Malang Arsyad menegaskan pihaknya menyiapkan 14.000 ton beras premium untuk menstabilkan harga beras. Beras premium yang dijual di kisaran Rp9.500/kg-Rp9.700/kg. Sementara itu, kelangkaan pasir a.l menjadi penyumbang inflasi pada Oktober 2015 di Kota Malang yang mencapai 0,03%.

4 Kota Deflasi
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang M. Sarjan mengatakan pada Oktober 2015 di Kota Malang terjadi inflasi sebesar 0,03% dengan IHK sebesar 121,83. Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, tercatat empat kota mengalami inflasi dan empat kota lainnya mengalami inflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,15% dengan IHK sebesar 119,09 diikuti Madiun sebesar 0,10 % dengan IHK 119.09, Kota Malang dengan inflasi sebesar 0,03 % dengan IHK sebesar 121.83 , Probolinggo sebesar 0,02 % dengan IHK sebesar 120,67.

Sedangkan yang mengalami deflasi, yakni Surabaya sebesar -0,34 % dengan IHK sebesar 120.73, Banyuwangi -0,25 % dengan IHK sebesar 119.15, Jember sebesar -0,05 % dengan IHK sebesar 119,46 dan Kediri sebesar -0,04 dengan IHK sebesar 119,91. “Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Oktober 2015, yakni tomat sayur, tongkol pindang, pasir, bawang merah, tukang bukan mandor, bawang putih, cat tembok, kentang, wortel dan lemari es,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya