SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/ dokumen)

Solopos.com, JOGJA — Terbatasnya akses untuk wisata dan pola perjalanan wisatawan yang berubah, membuat Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) DIY masih dalam kondisi yang berat untuk bangkit.

Ketua Asita DIY, Hery Setyawan mengatakan saat ini calon wisatawan yang bertanya-tanya untuk melakukan perjalanan sudah mulai ada, namun untuk realisasinya belum. Meski diketahui juga sejumlah objek wisata telah memulai uji coba pembukaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tanya-tanya untuk ke Jogja banyak, tetapi belum realisasinya. Untuk industri atau jasa pariwisata lainnya mungkin sudah mulai merasakan peningkatan kunjungan wisatawan, namun Asita memang belum,” ujar Hery kepada Harian Jogja, Kamis (7/10/2021).

Baca Juga: Wadidaw, Pandemi Bikin Sektor Wisata Indonesia Rugi Rp10 Triliun!

Hery juga menilai belum banyaknya wisatawan yang menggunakan jasa dari Asita DIY, karena perubahan pola perjalanan wisatawan yang memilih menggunakan kendaraan pribadi. “Kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi memang, dengan jumlah orang yang terbatas,” ucapnya.

Dia menilai selama border luar negeri belum dibuka, dirasa masih berat untuk mendapatkan wisatawan. Meski begitu, pihaknya juga berusaha tetap menggaet dari wisatawan lokal DIY dan sekitarnya. Ia mengharapkan tidak ada lagi kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, karena akan memberatkan industri.

“Kami berharap kebijakan pemerintah konsisten. Serta sosialisasi kebijakan ke masyarakat jelas. Kami berhubungan dengan klien butuh kepastian, untuk meyakinkan klien. Jika ada aturan berubah, tentu hitungan bisnis kami juga harus merubah lagi,” ucap Hery.

Baca Juga: Rencana Kenaikan PPN Dinilai Memberatkan Pelaku Usaha dan Konsumen

Sebelumnya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan beberapa waktu terakhir memang sudah ada pergerakan positif pada industri wisata. Beberapa diantaranya, akomodasi, restoran, dan toko oleh-oleh. Namun, beberapa lainnya juga belum merasakan.

“Dari 13 UJP [Usaha Jasa Pariwisata] sudah 50% lebih merasakan dampaknya. Namun, UJP tertentu seperti biro wisata, HPI [Himpunan Pramuwisata Indonesia] dan beberapa lainnya, belum bisa merasakan. Harapan kami 13 UJP dapat bergerak kembali semuanya,” ujar Bobby.

Meski belum semua merasakan dampaknya, Ia mengapresiasi pelonggaran yang dilakukan dan memberi efek positif pada industri. Ia menekankan agar industri dan semua masyarakat bisa menjaga prokes dengan ketat, sehingga tidak ada lagi gelombang Covid-19 yang besar.

“Industri selalu berupaya mematuhi prokes. Tentunya juga pemerintah perlu menekankan dalam sisi monitoring dan evaluasi. Sosialisasi CHSE [Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability], juga harus berkelanjutan, perlu dilihat Sapta Pesona yang sudah 30 tahun tidak berhenti disosialisasikan. Apalagi CHSE yang baru satu tahun, harus terus disosialisasikan,” ucap Bobby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya