SOLOPOS.COM - Diskusi media secara virtual bertema Potensi Industri Pertanian di Pusaran Pasar Modal yang diselenggarakan Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Kamis, (2/12/2021). (Istimewa)

Solopos.com, MALANG — Industri pertanian diprediksi menjadi primadona baru di bursa saham yang ditandai dengan kontribusinya industri pertanian terhadap perekonomian Indonesia cukup signifikan pada dua tahun belakangan ini, yakni berhasil bertahan di tengah gempuran krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB, Sahara, mengatakan industri pertanian merupakan salah satu sektor kunci untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional, terutama untuk mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, dalam menghadapi ancaman krisis global.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Terlepas dari berbagai tantangan dan kondisi ekonomi, termasuk pandemi Covid-19, industri pertanian terbukti mampu bertahan dan terus tumbuh positif,” katanya dalam keterangan resminya, Kamis (2/12/2021) seperti dilansir Bisnis.

Pernyataannya itu disampaikan pada diskusi media secara virtual bertema Potensi Industri Pertanian di Pusaran Pasar Modal yang diselenggarakan Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Kamis.

Baca Juga: Menteri Singapura Sebut Produk Perhiasan Indonesia Unik dan Indah

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Prof. Muhammad Firdaus, mengatakan pertanian menjadi sebuah jawaban sekaligus harapan dalam membangkitkan ekonomi nasional.

Potensinya sangat besar sebagai industri yang menjanjikan dalam hal investasi, terutama jika melihat perannya yang sangat vital bagi stabilitas sebuah negara. Di akhir 2020, sektor pertanian menjadi satu-satunya yang bertumbuh positif (2,59 persen,yoy). Pada triwulan II/2021, pertumbuhan tertinggi (12,93 persen, yoy). Nilai ekspor pertanian meningkat lebih dari 47 persen di 2021 dibandingkan periode 2020: lebih dari 90 persen dari industri makanan minuman.”

Pengamat ekonomi dari Celios – Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira, menilai industri pertanian memiliki potensi yang besar sekali untuk menjadi sektor penggerak pemulihan ekonomi nasional.

Hal ini terbukti selama dua tahun belakangan ini sektor pertanian menjadi pilar utama perekonomian nasional yang konsisten tumbuh dan menyumbang 14,3 persen terhadap PDB nasional pada kuartal III 2021.

Dampak yang diciptakan oleh sektor pertanian juga terbukti mampu menampung tenaga kerja yang terdampak oleh pandemi. “Ketika sektor usaha lainnya mengalami penurunan serapan tenaga kerja, data per Februari 2021 justru menunjukkan sektor pertanian berhasil menyerap 29,5 persen total lapangan kerja,” ungkapnya.

Baca Juga: Rebound Gaes! Cek Harga Emas Pegadaian Jumat 3 Desember 2021

Perlu Peningkatan Kompetensi Petani

Menurut dia, Indonesia sebagai negara dengan lahan pertanian, kehutanan, dan perikanan yang terbesar di Asia Tenggara, memiliki modal untuk bisa menguasai pasar global. Untuk itu, Bhima menekankan pentingnya menjaga produktivitas pertanian dan tata kelola lahan.

Untuk meningkatkan produktivitas pertanian, kata Prof Firdaus, diperlukan juga peningkatan kompetensi para petani dan penyuluh serta kelembagaan pertanian. Dia mencontohkan Program Makmur milik Pupuk Kaltim yang telah berhasil meningkatkan pemberdayaan petani dan produktivitas pertanian di Indonesia.

“Program Makmur yang diinisiasi Pupuk Kaltim bisa menjadi contoh untuk meningkatkan produktivitas pertanian karena telah berhasil meningkatkan produktivitas di berbagai komoditas, utamanya padi dan jagung dengan produktivitas mencapai 140 persen-145 persen,” ujar Firdaus.

Dengan meningkatnya produktivitas, maka performa perusahaan di sektor pertanian akan semakin dilirik oleh pegiat saham di pasar modal. Hal ini akan semakin memperkuat ketertarikan publik terhadap saham-saham dari industri pertanian. Bhima menilai sektor pertanian memiliki prospek yang cerah khususnya di pasar saham.

“Jelas bahwa sektor pertanian tidak kalah menarik dibanding sektor yang sedang booming seperti e-commerce dan digitalisasi di sektor keuangan. Buktinya emiten-emiten saham berbasis komoditas pertanian dan perkebunan tercatat mengalami kenaikan yang signifikan selama masa pandemi. Beberapa investor global bahkan meyakini ditengah tantangan pemulihan ekonomi, performa sektor pertanian akan menjadi champion dalam jangka panjang,” ujarnya.

Baca Juga: Dinilai Membingungkan, Pengusaha Keluhkan Sistem Perizinan Impor Baru

Menjawab tantangan peningkatan produktivitas, dia mengatakan, dibutuhkan ketersediaan pupuk untuk menjaga produktivitas lahan pertanian. Bhima menyebut kecermatan dalam distribusi pupuk akan menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan oleh para pengelola lahan. Ketersediaan pupuk bersubsidi menjadi urat nadi dari keberlangsungan produksi pangan.

Oleh karena itu, perusahaan penyedia pupuk perlu mendapatkan dukungan penuh khususnya dari sisi penambahan investasi baru.

Tantangan bagi industri pertanian agar bisa berkembang di pasar modal, kata Firdaus,. Dengan peningkatan produktivitas dan penerapan inovasi teknologi. Peningkatan produktivitas menurutnya menjadi hal yang penting karena merupakan faktor kunci penentu keberlangsungan usaha.

“Beberapa faktor utama yang dapat meningkatkan produktivitas, selain penyediaan bibit bermutu dan pengairan yang cukup adalah pemupukan yang tepat atau berimbang. Tentunya upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang lebih ramah lingkungan dan penanganan pasca panen agar nilai tambah lebih besar lagi diperoleh petani masih sangat diperlukan,” ucapnya.

“Industri pupuk sebagai salah satu dari sektor pertanian memiliki prospek yang cerah di bursa saham. Pertumbuhan di sektor pertanian menjadi momentum bagi industri pupuk untuk bisa dilirik menjadi emiten idola baru bagi pelaku saham,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya