SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri tekstil dan produk tekstil. (Bisnis-Nurul Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA–Ketua Umum Asosiasi Produsen Serta dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Wirawasta menilai Indonesia saat ini tidak perlu mengimpor bahan baku tekstil.

Hal itu karena kapasitas produksi bahan baku tekstil nasional jauh di atas tingkat konsumsi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Total konsumsi TPT [tekstil dan produksi tekstil] nasional, sekitar 2 juta ton. Sementara itu, kapasitas produksi industri tekstil Tanah Air dari hulu ke hilir lebih dari 10 juta ton,” kata Redma kepada Bisnis, Senin (6/6/2022).

Di industri hulu tekstil Tanah Air terdapat 33 perusahaan yang memproduksi serat poliester, nilon, dan rayon dengan kapasitas produksi 3,31 juta ton.

Di industri antara terdapat 294 industri pemintalan yang memproduksi benang dengan kapasitas produksi 3,97 juta ton serta 1,540 industri skala besar dan 131.000 industri mikro kecil yang menghasilkan produk kain tenun, kain rajut, dyeing/printing/finishing dengan kapasitas produksi 3,13 Juta ton.

Baca Juga: Industri Tekstil Lokal Diprediksi Cerah, Ini Pendorongnya

Di industri hilir, terdapat 2.995 industri skala menengah besar dan 407.000 industri mikro kecil yang memproduksi garmnen dengan kapasitas 2,18 juta ton serta 765 perusahaan industri kecil, menengah dan besar yang memproduksi produk tekstil lainnya dengan kapasitas 0,68 juta ton.

Tingkat utilisasi sektor industri tekstil dan pakaian jadi dari hulu ke hilir berkisar 40%-56%.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai pemerintah perlu konsisten dalam memberikan berbagai insentif kepada industri tekstil yang mesti diutamakan karena masuk ke kategori industri prioritas.

“Pemerintah sudah punya Industri prioritas dan salah satunya tekstil. Harusnya insentif yang diberikan mengikuti prioritas tersebut. Diperlukan konsistensi kebijakan dari pemerintah,” kata Faisal, Senin (6/6/2022).

Mengutip Perpres No. 74/2022 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN), sektor tekstil Tanah Air masih berhadapan dengan masalah tingginya biaya energi listrik maupun gas untuk industri.

Baca Juga: Industri Tekstil Menjerit: Baru Mau Bangkit, Dihantam Produk Impor

Di sisi lain, konsistensi pemerintah juga diharapkan bisa terlihat dalam dukungan yang diberikan dari sisi perdagangan.

Faisal mengatakan pemerintah harus konsisten dalam melakukan penerapan safeguard bahan baku, bahan penolong serta produk tekstil dan pakaian jadi dalam negeri untuk memperkuat harmonisasi rantai pasok.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul APSyFI: RI Tidak Perlu Impor Bahan Baku Tekstil, Ini Alasannya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya