SOLOPOS.COM - Ilustrasi ayam (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Indonesia punya beragam jenis ayam lokal yang tersebar di berbagai daerah. Setidaknya ada 33 jenis ayam lokal di Tanah Air yang semuanya berasal dari Ayam Hutan Merah.

Hal tersebut terungkap dalam bedah buku Karakteristik dan Keragaman Genetik Ayam Lokal Indonesia yang ditulis oleh Prof. Budi Setiadi Daryono dan Ayudha Bahana Ilham Perdamaian, Jumat (18/6/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bedah buku itu bagian dari rangkaian HUT ke-66 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Buku ini mengungkapkan keberagaman jenis ayam lokal dari berbagai daerah di Indonesia serta upaya penyelamatan ayam-ayam tersebut dari kepunahan.

Sebagaimana dikutip dari laman resmi UGM, Minggu (20/6/2021), berdasarkan hasil peneltian, ayam-ayam yang sekarang hidup di Indonesia diketahui berasal dari satu jenis spesies ayam saja, yakni ayam hutan merah atau dalam bahasa latin-nya Gallus gallus, yang ditengarai berasal dari Thailand.

Baca Juga: Anda Sudah Vaksin? Ini Gejala Tertular Covid-19!

Keragaman ekosistem dan local wisdom di Indonesia membuat ayam hutan merah tersebut kemudian mengalami evolusi menjadi berbagai jenis ayam lokal sebagaimana yang dapat kita saksikan sekarang ini. Evolusi ini diperkirakan terjadi beberapa puluh bahkan sampai ratusan tahun yang lalu.

Kini tercatat ada 33 jenis ayam lokal yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 33 jenis ayam tersebut terbagi kepada klasifikasi spesifik dan non-spesifik. Klasifikasi spesifik seperti; Balengek dari Sumatra, Pelung dari Cianjur, Kalosi dari Sulawesi, Gaok dari Jawa Barat, dan lain sebagainya.

Sedangkan, contoh dalam klasifikasi nonspesifik ialah ayam kampung karena secara genetik tidak bisa diklasifikasikan, sebab berasal dari berbagai genetik ayam.

Ayam lokal Indonesia ini memiliki kekayaan rasa yang luar biasa dan sangat spesifik. Oleh karena itu, mengonsumsi ayam lokal menjadi salah satu kegemaran masyarakat, dan kegemaran ini diketahui terus mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu.

Ayam Lokal Terancam Punah

"Sayangnya, hal tersebut merupakan sebuah kabar buruk. Sebab, karakteristik ayam lokal sejatinya memiliki tingkat perkembangbiakkan yang rendah sehingga dinilai tidak mampu mengimbangi laju konsumsi masyarakat. Ayam-ayam lokal tersebut kemudian diperkirakan bakal mengalami kepunahan," sebagaimana tertulis di laman UGM.

Baca Juga: Matahari Terbit di Utara Karena Makin Tua?

“Karena kalau kita mengandalkan ayam kampung dan ayam lokal kita yang kemampuan reproduksinya juga rendah, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan-nya juga rendah, bisa-bisa, ayam kampung kita dan ayam lokal kita habis, kalau digunakan untuk ayam konsumsi,” tutur Prof. Budi dalam seminar bedah buku itu.

Buku karya Prof. Budi Setiadi dari Fakultas Biologi UGM ini kemudian juga berisikan cerita perjalanan riset terkait Gama Ayam. Gama Ayam sendiri merupakan sebuah contoh penelitian sukses dalam upaya penyelamatan ayam-ayam lokal dari kepunahan.

Gaya Ayam merupakan ayam hibrida atau persilangan ayam lokal Indonesia dengan ayam dengan tingkat perkembangbiakkan tinggi. Dalam hal ini, ayam yang dipersilangkan adalah ayam lokal Pelung dari Cianjur dan Ayam Broiler.

Setelah dilakukan penelitian selama lebih kurang 7 tahun lamanya, Gama Ayam berhasil menjadi seekor “Ayam Super” yang dalam waktu 7 minggu sudah bisa mencapai bobot 1,5 kg, atau sudah bisa dipanen.

Baca Juga: PPKM Tak Efektif, Sultan HB X Bakal Lockdown Yogyakarta!

Sejak tahun 2016, “Ayam Super” Gama Ayam ini telah diserahkan pengembangbiakkan serta pengolahan-nya kepada masyarakat desa binaan Fakultas Biologi UGM, yakni Desa Beji di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya