SOLOPOS.COM - Joko Widodo (Jokowi) (Rachman/JIBI/Bisnis)

Indonesia darurat narkoba sehingga Presiden Joko Widodo mengimbau semua pihak bekerja sama memberants peredaran narkoba.

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyatakan peredaran narkoba di Tanah Air sudah mencapai taraf darurat sehingga semua pihak baik pemerintah dan nonpemerintah harus bekerja sama melakukan pencegahan dan penanganan.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Ada sebuah situasi yang sudah sangat darurat yang semuanya harus bekerja bersama-sama karena memang kondisinya menurut saya sudah betul-betul darurat,” katanya dalam pidato pembukaan Rakornas Penanganan Narkoba di Hotel Bidakara, Rabu (4/2/2015).

Berdasarkan kalkulasi, Presiden menjelaskan setiap hari sedikitnya 50 orang meninggal dunia yang berarti 18.000 orang setiap tahun hilang nyawa karena narkoba. Sedangkan yang masih dalam posisi rehabilitasi berkisar antara 4,2 juta-4,5 juta orang

“Yang tidak bisa direhab 1,2 juta. Itu juga bukan angka yang kecil, angka yang besar sekali menurut saya,” ujar Presiden.

Besarnya ancaman penyalahgunaan narkoba tersebut menjadi acuan bagi Presiden untuk menolak permohonan grasi sejumlah terpidana mati narkoba.

Sejumlah petinggi negara yang melakukan komunikasi dengan Presiden Jokowi selalu disuguhkan data korban penyalahgunaan narkoba yang akan mengancam generasi penerus bangsa.

“Yang minta untuk penangguhan dan saya jawab kepada presiden dan perdana menteri yang minta kepada saya supaya beliau tahu bahwa tiap hari meninggal 50 orang, saya sampaikan setahun berarti 18.000 orang,” kata Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya