SOLOPOS.COM - Menko Bidang Perekonomian dalam ETIMM secara virtual dengan Australia. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia dan Australia menyelenggarakan Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting (ETIMM) yang pertama, Selasa (6/7). Pertemuan yang digelar secara virtual tersebut membahas peningkatan kerja sama bidang ekonomi bilateral dan global. Merupakan tindak lanjut dari kesepakatan pada Annual Leaders’ Meeting tahun 2020.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai pemimpin Delegasi Indonesia pada ETIMM menyampaikan bahwa Indonesia dan Australia perlu memperkuat kerja sama bilateral. Serta bertukar pandangan dan pengalaman dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menko Airlangga menyampaikan kepada Australia bahwa Pemerintah Indonesia tetap teguh dalam menangani dampak kesehatan dari pandemi. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dibentuk sebagai strategi untuk mengakomodasi dan mengintegrasikan layanan kesehatan. Juga program pemulihan ekonomi secara bersamaan. Percepatan program vaksinasi dan pemberlakuan PPKM merupakan kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan dan menyambut baik kerja sama dengan Australia untuk menerapkan reformasi struktural dan pengiriman vaksin ini,” kata Menko Airlangga.

Baca juga: PPKM Mikro di Seluruh Kabupaten/Kota di Luar Pulau Jawa Diperpanjang, 43 Kabupaten/Kota di Antaranya Diperketat

Komitmen Indonesia Australia

Sejalan dengan semangat menangani pandemi Covid-19, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi. Serta agenda besar Indonesia untuk menjadi high-income country, Menko Airlangga mengatakan Pemerintah telah melaksanakan reformasi struktural. Yakni melalui Undang-Undang Cipta Kerja dengan tujuan menyederhanakan perizinan berusaha. Serta mendirikan lembaga pengelola investasi untuk iklim investasi yang lebih baik, dan menetapkan daftar prioritas investasi.

“Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Diharapkan dapat mendorong pelaku usaha Australia untuk lebih optimal dalam memanfaatkan IA-CEPA, AANZ-FTA. Dan Regional Comprehensive Economic Partnership,” tutur Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut kedua negara menegaskan kembali komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka. Dan berdasar pada prinsip-prinsip yang telah disepakati dalam World Trade Organization (WTO). Serta mendukung reformasi yang sejalan dengan kepentingan seluruh anggota WTO. Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan), dengan kemudahan akses berbagai bahan baku dan penolong murah serta berkualitas dari Australia.

Baca juga: Pemerintah Putuskan Impor Oksigen dari Negara Tetangga

Sepakat Pemulihan Ekonomi

Pada sektor perdagangan barang dan investasi, Indonesia dan Australia sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi bersama. Serta optimalisasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Diharapkan IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) KATALIS dapat mewujudkan konsep ‘Economic Powerhouse’ IA-CEPA. Melalui kolaborasi kekuatan ekonomi untuk mendorong produktifitas produk industri dan pertanian. Dan berkontribusi lebih besar pada ‘global value chains’ untuk memasok kebutuhan global.

“Mari kita bekerja lebih erat melalui kerja sama ini untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan ekonomi kita. Pemerintah Indonesia optimis IA-CEPA dapat membawa Indonesia dan Australia untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan, memperkuat peran kedua negara dalam perubahan nilai global dan meraih masa depan yang lebih baik,” tutur Menko Airlangga.

Selanjutnya, terkait Presidensi Indonesia dalam G20, Menko Airlangga menyampaikan pentingnya memperdalam kolaborasi antara Indonesia dan Australia. Dalam forum ekonomi regional dan global untuk pemulihan ekonomi bersama. Menanggapi hal tersebut, Australia memberikan dukungan atas persiapan pelaksanaan Presidensi Indonesia dalam G20 pada tahun 2022.

Kedua negara sepakat dan mengakui peran penting investasi infrastruktur yang berkualitas dalam mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif sebagai prioritas dalam G20. Kemudian kolaborasi juga perlu diperkuat pada isu-isu penting bagi masa depan ekonomi kawasan. Antara lain, perubahan iklim, pengurangan emisi, investasi, dan teknologi.

Baca juga: BPOM Beri Lampu Hijau Untuk Vaksin Moderna, Bagusan Mana dengan Sinovac?

Dialog Berkelanjutan Indonesia Australia

Di akhir pertemuan, Delegasi Indonesia dan Australia mengakui pentingnya nilai dialog berkelanjutan. Antara kedua mitra strategis dalam mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan sejahtera. Untuk itu, Indonesia dan Australia berkomitmen pertemuan Indonesia-Australia ETIMM digelar setiap tahun sejalan dengan komitmen dalam Joint Statement Indonesia-Australia ALM tahun 2020.

“Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pejabat dari kedua negara yang telah berkontribusi dengan baik untuk kelancaran acara ini. Sebagai dua negara yang memiliki ikatan sejarah yang dalam dan berbagi ikatan lingkungan yang unik. Saya percaya bahwa Indonesia dan Australia dapat tumbuh bersama dengan memanfaatkan kekuatan satu sama lain,” pungkas Menko Airlangga.

Baca juga: Indonesia Sepakat KTT Asean & Rusia Oktober 2021

Sebagai informasi, Australia merupakan negara maju yang menjadi salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia. Sampai dengan triwulan pertama 2021, Australia telah mencatatkan investasi sebesar USD 59.5 juta dengan jumlah 321 proyek investasi. Meliputi berbagai sektor seperti pertambangan; Industri Logam Dasar, Barang Logam; Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan; hotel dan restoran.

Turut hadir sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut diantaranya Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Kemudian Menteri Investasi yang diwakili oleh Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal, dan Duta Besar RI di Canberra.

Sedangkan Pemerintah Australia diwakili oleh Australian Treasurer Josh Frydenberg, Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan, dan Duta Besar (Designate) Australia di Jakarta Penny Williams.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya