SOLOPOS.COM - Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/4/2021). Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$5,5 miliar atau Rp80,3 triliun sepanjang kuartal I 2021. (Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menjajaki peluang perluasan ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa setelah adanya larangan impor sebagian besar komoditas asal Rusia di negara-negara tersebut. Kemendag optimistis kinerja neraca perdagangan akan tetap menguat di tengah sentimen geopolitik global hingga pertengahan awal tahun ini.

Baca Juga: Prospek Tumbuh Positif, Kemendag Dorong Kemudahan Izin Usaha Ritel

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag, Kasan, mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk menjaga kinerja neraca perdagangan tetap surplus di tengah beban inflasi dan ongkos perdagangan internasional yang relatif tinggi.

“Pangsa pasar Rusia di negara-negara tersebut merupakan peluang bagi produk ekspor Indonesia untuk diversifikasi pasar ekspor. Kemendag saat ini tengah menjajaki peluang pasar yang sebelumnya diisi produk Rusia,” kata Kasan melalui pesan WhatsApp, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga: Menko Airlangga: Neraca Perdagangan Surplus Naikkan Minat Investor

Menurut Kasan, dampak krisis Rusia-Ukraina, turut mengungkit capaian nilai ekspor produk unggulan Indonesia seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), batubara, nikel hinga besi dan baja. Selain faktor harga, secara agregat ekspor sektor nonmigas juga diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan pemulihan permintaan global.

“Ekspor sektor nonmigas diperkirakan menguat, baik secara bulanan juga tahunan. Penguatan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga triwulan berikutnya,” kata dia.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$35,34 M, Tertinggi Sejak 2006

Di sisi lain, sejalan dengan kinerja ekspor, aktivitas impor pada Maret 2022 juga diprediksi mengalami penguatan. Upaya pemulihan ekonomi nasional bakal meningkatkan aktivitas impor terutama untuk bahan baku dan barang modal.

Diberitakan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia diproyeksi masih akan mencatatkan surplus yang tinggi pada Maret 2022. Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatat surplus sebesar US$2,89 miliar pada Maret 2022.

Baca Juga: China Tertarik Investasi Pembangunan Perumahan di Kalimantan

“Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia,” kata dia, Rabu (13/4/2022).

Faisal memperkirakan, kinerja ekspor pada Maret 2022 akan tetap solid dengan pertumbuhan sebesar 26,33% secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara bulanan, kinerja ekspor Indonesia diproyeksi tumbuh sebesar 13,31% (month-to-month/mtm). Sedangkan untuk kinerja ekspor, menurutnya sebagian besar didorong oleh lonjakan harga batu bara dan CPO.

Berita ini sudah tayang di Bisnis.com dengan judul: Jaga Kinerja Perdagangan, Indonesia Ingin Ambil Pasar Ekspor Rusia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya