SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Boyolali mencatat tren kenaikan okupansi atau tingkat hunian hotel selama libur Lebaran 2024. Bahkan, seluruh hotel di Boyolali sempat terisi full 100% selama tiga hari.

Ketua PHRI Boyolali, Prasetyo Adi Setiawan, mengatakan libur Lebaran tercatat pada 6-15 April 2024. Dalam rentang waktu tersebut, seluruh hotel di Boyolali full 100% selama tiga hari dan didominasi pemudik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Berbicara tentang tren okupansi, di seluruh hotel wilayah Boyolali pasti ada peningkatan. Pada 8-9 April kalau saya sharing dengan teman-teman kisaran masih 50% okupansi. Setelah hari H Lebaran, di tanggal 11-13 April baru 100%,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (19/4/2024).

Ia menjelaskan ada sekitar 23 hotel yang menjadi anggota PHRI Boyolali. Adi menjelaskan tren tersebut tidak sesuai prediksi PHRI Boyolali. Berkaca pada pengalaman Lebaran 2023, Adi mengungkapkan okupansi hotel mulai penuh 100% sejak hari H Lebaran.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelumnya PHRI Boyolali memprediksi okupansi hotel bakal meningkat sebelum hari H Lebaran karena statistik data pemudik yang meningkat dari Kementerian Perhubungan. Namun, ternyata Lebaran 2024 tidak terlalu meningkat dibanding 2023, bahkan Adi menilai euforia pada Lebaran ini cenderung berkurang.

“Kemarin itu kami penasaran, tanggal 9 [April] besoknya Lebaran tapi ini kok okupansi belum 100%. Mungkin karena orang-orang banyak mobile di jalan karena banyak jalan tol,” jelas lelaki berusia 30 tahun tersebut.

Ia menjelaskan pada Lebaran 2023 menjadi momentum okupansi hotel di Boyolali. Ia memperkirakan penyebabnya karena euforia pemudik seusai relaksasi pasca-Covid 19.

Andi mengungkapkan para pemudik yang menginap biasanya memesan baik booking by WhatsApp dan online travel agent (OTA). Ia menjelaskan pada high season biasanya orang yang memesan dari luar kota atau pemudik.

Tarif Naik

“Tarif ada kenaikan di range 20%-25%. Wajar saja karena pertimbangannya momentum itu, kedua karena saat Ramadan okupansi di hotel mana pun berkurang di bawah 40%. Di momentum [kenaikan okupansi] itu digunakan untuk momen sebelumnya,” kata pemilik Hotel Pondok Asri Boyolali tersebut.

Adi menjelaskan pemudik biasanya memesan hotel di Boyolali karena saat mudik dari perantauan, rumahnya tidak bisa menampung seluruh anggota keluarga. Sehingga, mereka memilih memesan kamar hotel.

Terpisah, General Manager Maxone Loji Kridanggo Boyolali, Dodi Priyonardo, mengatakan tren kenaikan okupansi selama libur Lebaran 2024 mengalami kenaikan pada 8-15 April 2024.

“Okupansi di hotel kami mencapai 100% dalam kurun waktu lima hari berturut-turut terhitung sejak tanggal 10-14 April 2024. Sejumlah 65 kamar habis terjual selama periode tersebut,” kata dia.

Kebanyakan yang menginap berasal dari satu keluarga atau family. Mereka juga telah memesan jauh-jauh hari.

Selama periode libur Lebaran, Maxone Loji Kridanggo Boyolali memberlakukan black out date. Ia menjelaskan maksudnya pada periode tersebut tidak berlaku harga promo maupun harga corporate.

Harga yang diberlakukan adalah harga publish dengan rentang mulai dari Rp650.000-Rp1.500.000 sesuai dengan tipe kamar. Selama high season Lebaran, Maxone membatasi penjualan dengan OTA dan lebih melayani direct booking baik lewat WA atau telepon.

“Kami juga masih menyimpan beberapa kamar untuk kami jual kalau ada tamu walk-in. Tapi untuk tanggal 10-13 April memang sejak satu minggu sebelumnya sudah full, sedangkan di tanggal 14-15 April banyak tamu extend dan tamu transit perjalanan arus balik”, jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya