Solopos.com, SOLO — Rencana konversi kompor gas menjadi kompor induksi dengan listrik sebagai sumber daya utama menuai beragam reaksi dari masyarakat. Kebanyakan respons yang disampaikan bernada sumbang karena dikhawatirkan memberatkan perekonomian, khususnya bagi wong cilik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan uji coba proyek tersebut pada tahap awal di Denpassar (Bali), Solo (Jawa Tengah), dan sejumlah wilayah di Pulau Sumatra. Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun berkomitmen mendukung transisi energi impor ke domestik itu demi menciptakan kemandirian energi nasional. Dengan penggunaan kompor induksi, maka memasak diklaim menjadi lebih mudah, aman, dan efisien. Benarkah demikian?