Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Stategis (Puskaptis) Husin Yazid mengatakan pasangan sipil-militer itu meraup angka 47,22% disusul pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama memperoleh angka 15,16%. Selanjutnya pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini memperleh angka 10,28%, Faisal Basri-Biem Benyamin sebesar 3,17%, Alex Noerdin-Nono Sampono 2,31% dan pasangan Hendardji Soepandji-Achmad Riza Satria sebanyak 1,55%.
“Keenam pasangan itu masih bisa meningkatkan elektabilitas maupun populariasnya dengan melakukan strategi-strategi, seperti iklan baik di televisi, surat kabar, maupun radio. Selain acata temu calon secara langsung dengan masyarakat,” katanya di Jakarta hari ini.
Menurutnya, melalui berbagai kegiatan iklan di televisi dapat menaikan angka elektabilitas sekitar 13,79%, dan melalui pawai keliling kota diperkirakan mampu mendongkrak angka mencapai 13,10%. Husin menjelaskan melalui strategi yang dilakukan masing-masing pasangan calon, diperkirakan perolehan masing-masing pasangan dapat berubah, pada masa kampanye dengan perubahan mencapai 19,17%.
Adapun perubahan yang terjadi pada sebulan sebelum pencoblosan diperkirakan mencpai 6,07%, satu minggu sebelumnya 5,10%, tiga hari mencapai 5,10%, dan satu hari sebelum pencoblosan mencapai 9,93%. “Bahkan pada hari pelaksanaan atau saat didalam bilik suara perubahannya justru yang paling tinggi mencapai 35,59%,” terangnya.
Menurut dia figur petahana atau incumbent masih sulit diungguli oleh pasangan lain, sebab masyarakat menganggap modal dasarnya masih tinggi dan juga memiliki kompetensi dan dekat dengan masyarakat. “Tidak hanya itu, incumbent juga dianggap sudah punya pengalaman kinerja. Walaupun dari 24 pelayanan publik ada 3 pelayanan publik yang belum maksimal yakni banjir, transportasi, dan kemacetan. Tapi tingkat kepuasan masyarakat masih di atas 50%,” tegasnya.