SOLOPOS.COM - Srtitex adalah perusahaan lokal Solo yang kini mendunia khususnya dengan produk busana militernya seperti yang tengah dipamerkan dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. Sritex menjadi salah satu perusahaan di Solo yang akan disurvei oleh kembaga pemeringkat keuangan internasional. (Dok/JIBI/Solopos)

PRODUK INTERNASIONAL -- Sritex adalah perusahaan lokal Solo yang kini mendunia khususnya dengan produk busana militernya seperti yang tengah dipamerkan dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. Sritex menjadi salah satu perusahaan di Solo yang akan disurvei oleh kembaga pemeringkat keuangan internasional terkait investment grade.(JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO – Iklim investasi di Kota Solo makin diperhitungkan di mata internasional. Setelah mendapat penghargaan sebagai kota ketiga terbaik Doing Business oleh Bank Dunia, kini pelaku usaha di Solo disiapkan untuk menghadapi survei dari lembaga pemeringkatan dunia, Standard Poor (S&P) dan Moody’s.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ditemui wartawan di sela-sela Sosialisasi Bersama Multistakeholder Percepatan Pencapaian Target Pembangunan Milenium di rumah dinas Wawali Solo, Senin (7/5/2012), Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Suryono, menyampaikan Solo akan menjadi salah satu kota sampling survei terkait investment grade yang dilakukan S&P dan Moody’s. “Rencananya tahun ini Solo sudah menjadi sampel. Tapi, dengan pertimbangan tertentu, Solo akan mendapat giliran jadi sampel tahun depan,” kata Suryono.

Dijadikannya Kota Solo sebagai sampel survei investment grade menjadi indikator positif bahwa iklim investasi di Kota Solo makin diperhitungkan. Ia mengatakan, survei akan dilakukan di beberapa perusahaan terkemuka di Kota Solo yaitu Sritex, Suwastama dan kepada Walikota Solo, Joko Widodo. “Dua perusahaan tersebut, yakni Sritex dan Suwastama sudah sangat dikenal di pasar global. Kaliber dua perusahaan tersebut juga tidak diragukan lagi, apalagi Sritex yang bakal melakukan investasi besar-besaran,” kata dia.

Seperti diketahui, lanjut dia, Indonesia dengan China sudah melakukan MoU untuk pengembangan Jateng wilayah selatan, kaitannya dengan investasi yang dikembangkan Sritex itu. Kekuatan yang dimiliki Sritex untuk meningkatkan rating investasi Indonesia adalah dari sisi investasi yang besar mencapai Rp54 T, serta penyerapan tenaga kerja yang mencapai 70.000 orang.

Begitu pula dengan pabrik furnitur Suwastama. “Suwastama sudah menjalin kerja sama dengan IKEA. Dan hebatnya lagi, tidak semua produk Suwastama diproduksi di pabrik melainkan disub ke rumah-rumah,” terang Suryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya