SOLOPOS.COM - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto memberikan keterangan saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7/2020). (Bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Survei dampak Covid-19 pada pelaku usaha yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS pada Juli 2020 menunjukkan sebagian besar pengusaha skala mikro dan kecil membutuhkan bantuan modal.

Selain itu, pelaku usaha ini menginginkan keringanan tagihan listrik. Berdasarkan hasil survei BPS, dari total 25.256 pengusaha skala mikro dan kecil yang disurvei pada 10-26 Juli 2020, sebanyak 69,02 persen membutuhkan bantuan dalam bentuk modal usaha.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Selanjutnya, sekitar 41,18 persen membutuhan bantuan keringanan tagihan listrik dan 29,98 persen membutuhkan bantuan relaksasi atau penundaan atas pembayaran pinjaman.

Ancaman Kekeringan, Warga Jeruk Sawit Karanganyar Blokir Pemasangan Meteran Air Baru

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara untuk usaha menengah dan besar (UMB), dari total 6.821 unit usaha yang terkaver survei BPS, 43,53 persen menyatakan memerlukan bantuan berupa keringanan tagihan listrik.

Kebutuhan bantuan dalam bentuk relaksasi atau penundaan pembayaran pinjaman pun terbilang tinggi yakni 40,32 persen. Sedangkan, penundaan pembayaran pajak sebesar 39,61 persen.

“Jadi berbagai jenis bantuan yang diperlukan ini perlu kita evaluasi sehingga berbagai program dalam pemulihan ekonomi nasional benar-benar tepat sesuai kebutuhan pelaku usaha,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/9/2020), seperti dikutip Bisnis.com.

Di Rumah Terus, Ibu di Gatak Sukoharjo Meninggal Karena Covid-19

Bisa Bertahan Lebih dari Tiga Bulan

Survei BPS tersebut juga mengungkap 42 persen pelaku usaha mengaku dapat bertahan di tengah pandemi selama tiga bulan sejak Juli 2020. Hal itu berlaku bila operasional dan bantuan pemerintah tak mengalami perubahan.

Sementara 58 persen sisanya menyatakan mampu bertahan lebih dari tiga bulan tanpa ada perubahan operasional maupun bantuan pemerintah.

Meski sebagian besar pelaku usaha memiliki daya tahan yang cukup lama, Suhariyanto mengemukakan 42 persen responden dengan kondisi riskan perlu tetap menjadi perhatian.

Terungkap, Begini Sosok Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber di Mata Warga

Terutama untuk usaha berskala mikro dan kecil yang 84 persen di antaranya mengalami penurunan sejak pandemi terjadi. Hal ini juga merujuk survei BPS pada Juli 2020.

“Tapi 42 persen adalah persentase yang besar sehingga perlu menjadi catatan. Berbagai program yang sudah dirancang pemerintah harus segera terimplementasi sehingga pelaku usaha dan UMKM bisa lebih optimistis menghadapi pandemi,” kata Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya